Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Mengaku Tahan 6 WN Jepang, Terkait Mata-mata?

Kompas.com - 22/05/2017, 18:40 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Pemerintah China mengaku sedang menyelidiki enam warga Negara Jepang dengan tuduhan melakukan tindakan ilegal.

Konfirmasi pihak China ini muncul setelah sebelumnya Pemerintah Jepang mengatakan ada enam warga negaranya yang ditangkap di China, akibat dicurigai terlibat aksi mata-mata.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying dalam keterangan persnya di Beijing, Senin (22/5/2017) hanya menyebutkan bahwa enam warga Jepang itu terlibat kegiatan ilegal. 

Namun, Chunying tak memberikan keterangan lebih rinci. Demikian diwartakan kantor berita Associated Press.

Sebelumnya, Kyodo News melapork, tiga warga Jepang ditahan di Provinsi Shandong dan tiga lainnya di Provinsi Hainan. Kedua tempat itu terdapt fasilitas besar angkatan laur China. 

Keenam orang itu ditangkap sejak bulan Maret 2017 lalu.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan, pihak China telah mengabarkan bahwa keenam orang warga Jepang itu ditahan karena melakukan pelanggaran hukum domestik.

Yoshihide juga menyebut, mereka ditahan di Provinsi Hainan dan Shandong, sejak Maret lalu. 

Namun lagi-lagi, Suga pun menolak untuk memberikan rincian lebih jauh. 

Penangkapan semacam ini bukan yang pertama kali bagi Jepang. Sebelum ini, di tahun 2015, China pun menangkap empat warga Jepang dengan tuduhan mata-mata. 

Desember 2016 lalu, surat kabar militer China mengecam Kyodo yang menerbitkan foto dari sebuah konstruksi kapal induk China. 

Selanjutnya, setelah kejadian itu, China seperti merasa perlu untuk melindungi rahasia militer mereka.

Media pemerintah di China telah memperingatkan negara berulang kali, tentang kerentanan mata-mata asing. 

Di Beijing, warga didorong melakukan patroli lingkungan, dengan iming-iming hadiah uang tunai lebih dari 70.000 dollar AS, untuk petunjuk mengenai keberadaan agen asing. 

Sementara, Pemerintah China pun telah menggagas "Hari Pendidikan Keamanan Nasional".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com