Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jutaan Rakyat Iran Berikan Suara dalam Pemilihan Presiden

Kompas.com - 19/05/2017, 16:27 WIB

TEHERAN, KOMPAS.com - Hari ini, Jumat (19/5/2017), jutaan warga Iran menuju ke tempat-tempat pemungutan suara untuk memilih presiden baru Iran.

Petahana Hassan Rouhani akan menghadapi kompetisi ketat dari pesaingnya seorang ulama garis keras Ebrahim Raisi (56) yang memposisikan dirinya sebagai pembela rakyat miskin dan menyerukan sikap lebih keras terhadap Barat.

Rouhani, ulama monderat berusia 68 tahun itu, telah menjadikan pemilihan presiden kali ini sebagai sebuah pilihan antara kebebasan sipil yang lebih besar atau ekstremisme.

Baca: Perempuan di Pilpres Iran, Penting tapi Tak Bisa Calonkan Diri

Rouhani, selama beberapa hari terakhir, terus menyuarakan kritikan terkait penangkapan para pemimpin reformis dan aktivis serta menyebutkan agar badan-badan keamanan negara tak mengintervensi pemilu.

Sementara Raisi mengatakan, dia tetap akan menjalankan kesepakatan nuklir dengan Barat yang diteken pada 2015 yang membatasi program nuklir Iran sebagai imbalan pencabutan sejumlah sanksi.

Namun, Raisi menyoroti kemunduran perekonomian Iran sebagai bukti bahwa upaya diplomatik yang dilakukan Rouhani tak berbuah manis.

"Bukannya menggunakan kemampuan kaum muda untuk menyelesaikan masalah, mereka malah menyerahkan perekonomian kita kepada tangan orang asing," ujar Raisi dalam kampanye terakhirnya di kota Mashhad, Rabu (17/5/2017).

Sementara itu, Rouhani menyerukan kepada para pemilik suara agar menjauhkan kelompok garis keras dari upaya diplomatik Iran selama ini.

"Sekali saja presiden melakukan keputusan salah bisa berujung perang dan sebuah keputusan damai bisa menghasilkan perdamaian," tambah Rouhani.

Pemilihan presiden Iran kali ini digelar di tengah ketegangan hubungan Iran dan Amerika Serikat.

Baca: Dukung Rouhani, Pemimpin Reformis Iran Khatami Sebar Video 'Kampanye"

Saat Rouhani berkuasa pada 2013, dia mampu menenkan inflasi sebanyak 40 persen, tetapi harga-harga masih naik sembilan persen setiap tahun.

Penjualan minyak mentah melonjak sejak kesepakatan nuklir berlaku pada Januari 2016, tetapi pertumbuhan ekonomi masih sangat terbatas.

Akibatnya, jumlah pengangguran di Iran masih mencapai 15,5 persen. Dari jumlah itu 30 persennya adalah para pemuda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com