Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Taiwan Ditangkap setelah Penggal Adik Perempuannya

Kompas.com - 18/05/2017, 15:38 WIB

TAIPE, KOMPAS.com - Seorang pria Taiwan, Kamis (18/5/2017), ditangkap polisi karena memenggal adik perempuannya di depan tetangga yang ketakutan.

Penangkapan itu juga terjadi seminggu setelah seorang pembunuh lainnya dipenjara karena memenggal seorang gadis berusia tiga tahun di jalan.

Kejahatan brutal seperti itu telah mengejutkan negara yang penduduknya relatif damai, demikian kantor berita Perancis, AFP, melaporkan pada Kamis siang.

Pria berusia 54 tahun, yang diidentifikasi dengan nama keluarganya sebagai Lin, memutuskan leher adik perempuannya yang berusia 52 tahun dengan pisau dapur di luar rumah mereka di Kaohsiung, kota di Taiwan selatan.

Insiden itu, kata polisi setempat, terjai seusai keduanya terlibat dalam pertengkaran yang hebat.

Baca: Pria Ini dengan Santai Menjinjing Kepala Istrinya di Keramaian Kota

Lin dan saudara perempuannya yang hidup membujang tinggal bersama di kota Kaohsiung. Lin merawat wanita yang sedang sakit mental itu selama bertahun-tahun, ujar polisi.

"Dia seharusnya pergi ke rumah sakit pagi ini dan mereka bertengkar saat wanita itu menolaknya. Lin kemudian menyerang korban dengan pisau dapur dan memotong lehernya," kata seorang perwira.

Televisi setempat mengutip seorang saksi mata mengatakan bahwa wanita tersebut telah berlutut untuk memohon agar dia dibiarkan hidup. Tetangga menjerit ketika mereka melihat kepala korban terpisah di trotoar.

Pembunuhan sadis sebelumnya menyasar seorang gadis kecil tiga tahun. Pelakunya adalah seorang penderita skizofrenia, Wang Ching-yu.

Baca: Perempuan Ini Penggal Kepala Pemerkosanya

Pelaku memenggal anak gadis tersebut di depan umum di dekat sebuah stasiun metro di Taipei, ibu kota Taiwan, tahun lalu.

Namun, pelakunya lolos dari hukuman mati di pengadilan pekan lalu.

Kasus Wang memicu perdebatan baru mengenai hukuman mati bagi pembunuh anak-anak dan ada demonstrasi menyerukan hukuman mati diberikan kepada pelaku.

Menurut keterangan media setempat, pelaku mengklaim bahwa ia telah berhalusinasi bahwa dirinya seorang kaisar China dari Provinsi Sichuan.  Ia percaya, dengan membunuh gadis itu akan membuatnya mendapatkan banyak selir untuk "meneruskan garis keturunannya".

Baca: "Trump Penggal Kepala Patung Liberty", Sampul Der Spiegel Dikritik

Jaksa menyebut kejahatan tersebut sebagai tindakan orang darah dingin dan menuntut pelaku dengan hukuman mati. Namun, pengadilan distrik memvonis Wang dengan hukuman seumur hidup di penjara karena "cacat mentalnya".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com