Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengawal Presiden Erdogan Bentrok dengan Demonstran, 9 Luka-luka

Kompas.com - 17/05/2017, 16:49 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sedikitnya sembilan orang terluka akibat bentrokan antara pengawal Presiden Recep Tayyip Erdogan dan para pengunjuk rasa di luar kediaman Dubes Turki di Washington DC.

Bentrokan ini terjadi bertepatan dengan kunjungan Presiden Erdogan ke Amerika Serikat yang dimulai Selasa (16/5/2017).

Menurut sejumlah saksi mata, bentrokan pecah ketika personel pengamanan Presiden Turki menyerang pengunjuk rasa yang membawa bendera Partai Uni Demokratik Kurdi (PYD) di luar kediaman dubes.

Baca: Erdogan: Semua Pihak Harus Hormati Hasil Referendum Turki

Para pria yang mengenakan setelah jas itu terlibat baku hantam dengan para pengunjuk rasa sebelum dilerai aparat penegak hukum Amerika Serikat.

Namun, bentrokan berlanjut dengan sejumlah pengunjuk rasa, termasuk para perempuan, dijatuhkan sebelum ditendang dan dipukuli.

"Kami memprotes kebijakan Erdogan di Turki, Suriah, dan Irak," ujar Flint Arthur, salah seorang demonstran kepada CNN.

Dia kemudian mengkritik taktik yang digunakan oleh pengawal Presiden Erdogan saat menangani para pengunjuk rasa.

"Mereka pikir, mereka bisa membungkam kebebasan berbicara seperti di Turki? Mereka menghentikan kami untuk beberapa saat, tetapi kami bertahan dan melanjutkan memprotes rezim tirani Erdogan," tambah dia.

Dikabarkan, Presiden Erdogan berada di dalam kediaman duta besar Turki saat insiden itu terjadi. Sejauh ini, polisi telah menangkap dua orang pengunjuk rasa.

Dalam kunjungannya ke Amerika Serikat, Presiden Erdogan akan bertemu dengan rekannya Presiden Donald Trump.

Dalam pertemuan itu Erdogan akan menyampaikan keberatan terkait niat Amerika Serikat mempersenjatai pasukan Kurdi Suriah untuk memerangi ISIS.

Baca: Politisi dan Pejabat Turki Beramai-ramai Pelihara Kumis ala Erdogan

Penolakan ini disebabkan, milisi YPG berada di bawah kendali Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang disebut Ankara sebagai organisasi teroris.

Tak hanya Turki, Amerika Serikat dan Eropa juga menganggap organisasi yang sudah memerangi Ankara sejak 1984 itu juga sebagai organisasi teroris.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Telegraph
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com