WASHINGTON, KOMPAS.com - Amerika Serikat memiliki bukti bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad telah membangun sebuah krematorium di dalam penjara militer di luar Ibu Kota Damaskus.
Informasi ini diungkapkan seorang pejabat Departemen Luar Negeri, Senin (15/5/2017), seperti dikutip Reuters.
Stuart Jones, Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk urusan wilayah tersebut, mengatakan, krematorium tersebut bisa digunakan untuk membuang mayat dari penjara.
Selama ini AS meyakini, pemerintah Assad telah melakukan pembunuhan terhadap ratusan narapidana, selama enam tahun perang saudara yang berkecamuk di Suriah.
"Sumber yang kredibel telah percaya bahwa banyak mayat telah dibuang ke kuburan massal," kata Jones kepada wartawan.
Selama briefing tersebut, Jones pun menunjukkan gambar udara yang menunjukkan adanya bangunan yang diyakini sebagai sebuah krematorium.
Baca:
"Kami sekarang percaya bahwa rezim Suriah telah memasang sebuah krematorium di kompleks penjara Sednaya, untuk membuang sisa-sisa tahanan dengan sedikit bukti," kata dia.
Organisasi Amnesty International melaporkan pada bulan Februari, rata-rata 20 sampai 50 orang digantung setiap minggu di penjara militer Sednaya, yang berada di utara Damaskus.
Antara 5.000 dan 13.000 orang dieksekusi di Sednaya dalam empat tahun, sejak pemberontakan berubah menjadi perang.
Baca: 3 Negara Sepakat Bentuk Zona Aman di Suriah