Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pyongyang: Korut Berhak “Hukum Kejam” Tahanan Warga AS

Kompas.com - 12/05/2017, 11:07 WIB

PYONGYANG, KOMPAS.com – Rezim pemimpin muda Korea Utara, Kim Jong Un, Kamis (11/5/2017), menyatakan berhak menghukum berat warga negara Amerika Serikat yang ditahan di Pyongyang.

Menurut The Indepencent, Jumat ini, sudah empat warga AS yang ditahan oleh rezim Korut.

Dilaporkan, Korut telah menegaskan bahwa mereka memiliki hak untuk "menghukum dengan kejam" warga AS yang telah ditahan karena kejahatan melawan Pyongyang.

Negara komunis di Asia Timur itu, akhir pekan lalu,  mengumumkan bahwa aparat keamanan telah menahan seorang warga AS lain dan dia menjadi orang keempat warga AS yang ditahan.

Mengutip kantor berita KCNA Korea Utara, Reuters mengatakan bahwa pemerintah telah menyatakan kejahatan yang telah dituduhkan Amerika akan segera diumumkan.

Baca: Korut Tahan Seorang Warga AS

Korut, yang bernama resmi Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK), mengatakan telah menahan Kim Hak Song, dosen di Universitas Sains dan Teknologi Pyongyang, Sabtu (6/5/2017).

Pejabat di negara komunis tersebut mengatakan, Kim Hak Song ditahan karena dicurigai melakukan "tindakan bermusuhan" terhadap rezim Kim Jong Un.

"Sebuah lembaga berwenang DPRK telah menahan warga negara AS, Kim Hak Song, pada 6 Mei di sesuai bawah Undang-Undang DPRK karena dia melakukan tindakan yang bermusuhan,” demikian kantor berita resmi Korut, KCNA.

Warga negara AS ketiga, Kim Sang Dok, dari universitas yang sama, juga ditahan pada akhir April 2017 atas tuduhan melakukan tindakan bermusuhan, demikian media resmi Korut.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa mereka mengetahui penahanan terbaru sebagaimana dilaporkan secara luas di media massa.

Baca: Korut Tahan Warga AS yang Dituduh Lakukan Mata-mata

"Keamanan warga AS adalah salah satu prioritas tertinggi Departemen (Luar Negeri AS)," kata seorang juru bicara departemen tersebut.

"Ketika seorang warga AS dilaporkan ditahan di Korut, kami bekerja dengan Kedutaan Besar Swedia di Pyongyang," katanya.

Penahanan terbaru atas warga As itu terjadi di tengah ketegangan di Semenanjung Korea meningkat. Kedua belah pihak terlibat dalam perdebatan sengit dan Washington mengatakan bahwa pihaknya bertekad untuk menghentikan program senjata nuklir Korut.

Para ahli mengatakan mereka yakin rangkaian penahanan tersebut dapat menjadi upaya "diplomasi sandera" di pihak Korut.

Baca: Korut Akui Tahan Warga Amerika Keturunan Korsel

"Kim Jong Un menggunakan diplomasi sandera sebagai bagian dari strategi militer dan pertahanannya dengan fokus mencegah AS menyingkirkannya dari kekuasaan dan juga mencegah AS untuk mengambil opsi militer melawan Korut," kata An Chan Il, Presiden World Institute for North Korea Studies dan mantan seorang pembelot, kepada NBC News.

Koh Yu Hwan, seorang profesor kajian Korut di Universitas Dongguk di Seoul, Korsel, mengatakan bahwa membebaskan sandera tetap merupakan langkah yang sangat berharga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com