Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Kembali Dituduh Memeras, Presiden Duterte Berang

Kompas.com - 10/05/2017, 19:24 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Rabu (10/5/2017), kembali menyerang para polisi korup setelah empat polisi dituduh menculik dan memeras.

Keempat polisi itu sebelumnya ditangkap di distrik finansial Makati, Manila. Insiden ini menjadi yang terbaru dalam serangkaian skandal yang menjerat korps penegak hukum itu.

"Saya membaca berita lain tentang empat polisi yang terkait dengan kasus penculikan," kata Duterta di bandara Manila sebelum terbang ke Kamboja.

Sebanyak 160.000 personel polisi merupakan andalan Duterte dalam perang melawan narkoba yang digelarnya sejak menduduki jabatan presiden pertengahan tahun lalu.

Baca: Polisi Filipina Tahan Puluhan Orang di Sebuah Ruangan Rahasia

Awal tahun ini, Duterte mengakui bahwa kepolisian Filipina sudah terlalu korup, setelah beberapa polisi ditangkap karena menculik dan membunh seorang pengusaha Korea Selatan.

Saat itu, Duterte menarik semua polisi dari tugasnya memerangi pengedar narkoba dan berjanji akan "membersihkan" kepolisian.

Namun, setelah jeda sejenak, Duterte memerintahkan kembali polisi melanjutkan tugas memerangi narkoba tanpa reformasi berarti.

Duterte kemudian mengatakan, dia berencana menunjukkan panglima angkatan bersenjata Jenderal Eduardo Ano sebagai menteri dalam negeri saat sang jenderal pensiun akhir tahun ini.

Duterte berharap Jenderal Ano bisa membantunya membersihkan tubuh kepolisian yang korup itu.

"Saya membutuhkan dia (Ano) karena saya memiliki masalah dengan kepolisian," ujar Duterte.

Kasus terbaru yang membuat Duterte berang adalah empat personel polisi di Makati yang ditangkap karena diduga memeras uang seorang pebisnis dan kekasihnya yang mereka tahan.

"Mereka meminta uang 400.000 peso (Rp 106 juta) sebagai imbalan pembebasan mereka," kata Senior Superintenden Chiquito Malayo, kepala unit anti-korupsi kepolisian Filipina.

Baca: Warga Korsel yang Diculik, Ternyata Dibunuh di Markas Polisi Filipina

Malayo menambahkan, korban sudah membayar uang muka kepada keempat polisi tersebut.

"Kesepakatannya korban harus melunasi uang itu paling lambat pada 10 Mei atau keluarga korban akan dibunuh," lanjut Malayo.

Bulan lalu, kepolisian juga dikecam setelah belasan orang, sebagian besar tersangka pengedar narkoba, disekap di sebuah ruang rahasia tanpa jendela di sebuah kantor polisi di Manila.

Belasan orang itu kemudian mengaku polisi meminta sejumlah uang agar mereka dibebaskan. Komnas HAM Filipina menuduh kepolisian melakukan penahanan ilegal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com