Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Menyusup ke Malaysia Pakai Perahu, Lusinan Warga Rohingya Ditahan

Kompas.com - 10/05/2017, 17:39 WIB

DHAKA, KOMPAS.com - Otoritas di Bangladesh menahan lebih dari selusin warga Rohingya, Myanmar.

Selain itu, ada pula dua orang yang dituduh mencoba menyelundupkan mereka secara ilegal ke Malaysia dengan menggunakan kapal.

Seperti diberitakan AFP, Rabu (10/5/2017), dua warga Banglades didakwa melakukan pelanggaran penyelundupan manusia karena diduga mengatur perjalanan rombongan tersebut ke Malaysia.

Kasus ini merupakan kali pertama dalam dua tahun terakhir, di mana para imigran mencoba melakukan perjalanan dengan kapal.

Demikian penjelasan Kepala Kepolisian Teknaf, Mainuddin Khan.

"Kami menahan 19 warga Myanmar dari sebuah rumah di Teknaf pada hari Selasa, saat mereka berkumpul di sana untuk perjalanan kapal ke Malaysia," kata Khan kepada AFP.

"Mereka bilang mereka membayar 125 dollar Amerika Serikat untuk perjalanan ini," sambung dia.

Selama ini, puluhan ribu orang Rohingya dari Myanmar dan imigran Bangladesh yang mencari pekerjaan telah melakukan perjalanan berbahaya melintasi Teluk Benggala menuju negara-negara yang relatif makmur, seperti Thailand dan Malaysia.

Namun, sejak tahun 2015, ribuan pengungsi Rohingya yang menggunakan kapal mulai dibekukan dan ditinggalkan negara-negara Asia Tenggara.

Kondisi ini memicu krisis regional dan tindakan keras terhadap orang-orang yang melakukan penyelundupan dan perdagangan manusia.

"Upaya terbaru untuk kembali menggunakan rute yang dulu populer ini adalah kasus pertama yang diketahui," kata Khan.

Pemimpin Rohingya yang berbasis di kamp-kamp pengungsian di Bangladesh mengatakan, perjalanan perahu telah berhenti setelah pembekuan tahun 2015.

Disebutkan, banyak pengungsi sekarang mencoba rute baru ke wilayah lain, termasuk Timur Tengah.

"Karena orang-orang sangat ingin pergi, para pedagang sekarang bersiap untuk mengeksploitasi mereka," ujar pemimpin komunitas Rohingya Mirza Ghalib.

Selama berpuluh-puluh tahun, ratusan ribu warga Muslim Rohingya melarikan diri dari penganiayaan di Myanmar yang mayoritas warganya beragama Buddha.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com