Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bir “dari Air Kencing” Diperkenalkan di Denmark

Kompas.com - 08/05/2017, 14:18 WIB

KOPENHAGEN, KOMPAS.com - Produsen bir di Denmark, Norrebro Bryghus, memproduksi bir baru dengan menggunakan jelai (barley) yang diberi pupuk 50.000 liter air kencing yang dikumpulkan pada sebuah festival musik.

Namun, Norrebro Bryghus meyakinkan konsumen bahwa produk akhir mereka tidak akan mengandung sisa-sisa air seni manusia.

Pisner, nama produknya, akan diproduksi dari ladang jelai yang dipupuk oleh urin manusia – bukan  kotoran hewan atau nutrisi tanaman buatan.

Air seni itu dikumpulkan dari Roskilde, festival musik terbesar di Eropa utara dua tahun lalu.

Baca: Gas di Pabrik Bir Carlsberg, 1 Orang Tewas

"Ketika berita bahwa kami mulai membuat Pisner tersebar, banyak orang mengira bahwa kami menyaring urin untuk dicampurkan ke dalam bir dan kami tertawa terbahak-bahak karenanya," kata Henrik Vang, kepala eksekutif Norrebro Bryghus.

Menggunakan limbah manusia sebagai pupuk pada skala seperti itu adalah hal yang baru, kata Dewan Pertanian dan Makanan Denmark.

Ide ini muncul dari pertanyaan: bir apa yang bisa menjadi bir hipster paling berkelanjutan.

Banyak pihak menyebut ini sebagai sebuah konsep 'beercycling’ daur (ulang) bir.

Baca: Menemukan Bir Jerman di Paulaner Brauhaus

"Jika bir itu terasa sedikit seperti air kencing, saya tidak akan meminumnya, tapi Anda mungkin tidak bisa menyadarinya," kata Anders Sjögren, yang datang ke Festival Musik Roskilde pada tahun 2015.

Sebanyak 50.000 liter yang dikumpulkan dari festival cukup untuk menghasilkan jelai untuk memproduksi sekitar 60.000 botol bir.

Di sisi lain, mesin yang mengubah urin menjadi bir sebetulnya ada. Alat ini dikembangkan oleh tim ilmuwan di sebuah universitas Belgia, yang mengubah air seni menjadi air yang bisa diminum dan pupuk dengan energi matahari.

Baca: 6 Manfaat Bir untuk Kesehatan Tubuh

Air yang didapat dari festival musik dan teater selama 10 hari di Ghent pada tahun lalu kemudian digunakan untuk membuat bir.

"Kami menyebutnya 'dari air ke bir,' yakni dari saluran pembuangan air (sewer) ke pembuatan bir (brewer)," kata peneliti University of Ghent Sebastiaan Derese.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com