Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi, Duterte, dan Olly Dondokambey

Kompas.com - 06/05/2017, 15:47 WIB
Joseph Osdar

Penulis

DAVAO CITY, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo dan Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte, Minggu, 30 April 2017, di Port Kudos, Davao City, Filipina Selatan, meluncurkan kapal angkut manusia dan barang bernama Roro atau Roll-on/Roll-off.

Kapal Roro akan berlayar rutin mondar mandir antara Port Kudos lewat General Santos (juga di Filipina Selatan) ke Bitung, kota pelabuhan sekitar 30 kilometer timur Manado, Sulawesi Utara.

Dalam upacara peluncuran Roro ini, Presiden Jokowi menyampaikan sambutannya dengan membacakan teks pidatonya dalam bahasa Inggris.

Ia antara lain menekankan pentingnya kapal Roro ini untuk angkutan barang dan manusia dikaitkan hubungan ekonomi ekspor impor barang dan silaturahmi antara penduduk Filipina dan Indonesia khususnya di Mindano dan Sulawesi Utara.

Jokowi juga menunjukkan pentingnya relasi lewat laut antara Davao dengan Bitung untuk menjaga keamanan.

Presiden Duterte tampil dengan busana jeans dan kacamata hitam. Ia juga menyampaikan pidatonya dalam bahasa Inggris dengan membacakan teks pidato yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Ia juga menekankan pentingnya pelayaran rutin Roro ini untuk peningkatan ekonomi kedua bangsa serta persahabatan dan keamanan laut.

KOMPAS.com/INDRA AKUNTONO Olly Dondokambey.
Di antara yang hadir dalam upacara peluncuran Roro ini adalah Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey yang didampingi Ketua DPR Provinsi Sulut Andre Angau serta beberapa bupati dari provinsi Sulut. Olly duduk di pojok sayap kiri deretan kursi kursi VIP.

Seorang petugas protokol negara dari Indonesia mendekati Olly dan mempersoalkan kenapa Gubernur Sulut yang bendahara umum Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan ini duduk di deretan kursi VIP bersama seorang bupatinya.

Bupati Minahasa Tenggara James Sumendap menjelaskan peran penting Gubernur Sulut dan Provinsi Sulut dalam peluncuran Roro ini. James juga menjelaskan Bitung berada di Provinsi Sulut.

Ternyata petugas protokol dari Indonesia yang mengatur posisi duduk para tamu dari Indonesia belum tahu peran penting Sulut dalam peluncuran Roro.

Sang petugas yang biasa mengurus upacara protokoler politik luar negeri Indonesia itu tidak tahu posisi Bitung, Sulawesi Utara dalam peta geopolitik dan ekonomi Indonesia dan Filipina/ASEAN.

Sebaiknya petugas protokol pemerintah Indonesia untuk urusan luar negeri juga tahu tentang daerah-daerah di Indonesia terutama yang ada di perbatasan dengan negara lain.

Usai upacara peluncuran Roro, Jokowi dan Duterte bertemu di sebuah ruang tertutup. Kedua Kepala Negara antara lain berbincang soal teknis ekspor impor Davao-Bitung.

Protokol semula juga melarang Gubernur Sulut ikut dalam pertemuan ini. Setelah terjadi perdebatan akhirnya Olly ikut dalam pertemuan.

Jokowi pun bisa bertanya soal barang barang yang bisa diekspor dari Bitung ke Filipina. Olly menjelaskan banyaknya aturan dari Jakarta yang mempersulit ekspor itu. Nah lho!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com