Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum "Move On", Hillary Sebut FBI dan Rusia Jadi Biang Kekalahannya

Kompas.com - 03/05/2017, 13:31 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Kekalahan di pemilihan presiden Amerika Serikat tahun lalu ternyata masih membekas di hati Hillary Clinton.

Pada Selasa (2/5/2017), Hillary menyebut biang kekalahannya adalag Direktur FBI James Comey dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Berbicara dalam sebuah acara amal di New York, Hillary mengatakan, dia bertanggung jawab dalam sejumlah blunder dalam masa kampanye yang mengakibatkan kekalahanya.

Namun, dia menuding para intervensi Rusia lewat para peretas yang memengaruhi hasil pemilihan presiden itu.

Sementara itu, FBI dipersalahkan karena menjelang pemungutan suara 8 November, biro penyelidik itu membuka kembali investigasi soal surat elektronik pribadi saat dia menjabat menteri luar negeri.

Baca: Hillary Bikin Buku dari Pengalaman Pilpres 2016

"Saya sedang meniti jalan kemenangan ketika kombinasi surat Jim Comey pada 28 Oktober dan bocoran Wikileaks tentang Rusia memunculkan keraguan di benak pemilih yang akhirnya takut memilih saya," ujar Hillary.

"Jika pemilihan digelar pada 27 Oktober, maka saya akan menjadi presiden Anda semua," tambah dia.

Pada Januari, komunitas intelijen Amerika Serikat mengumumkan bahwa Rusia telah mengintervensi pemilihan presiden tahun lalu.

Intelijen juga menambahkan, Presiden Putin bahkan memerintahkan sebuah kampanye untuk mengganggu proses demokrasi Amerika dan merusak elektabilitas Hillary.

Hillary, dengan bergurau, menyebut, Putin sebagai seseorang yang bukan anggota "klub penggemarnya".

"Putin nyata-nyata ikut campur dalam pemilihan kita dan sangat jelas bahwa dia membantu rival saya," ujar Hillary.

Hillary merujuk pada rilis sebuah rekaman video tua pada 7 Oktober tahun lalu yang mengungkap Trump sedang mendiskusikan cara melecehkan perempuan.

Baca: Akankah Hillary "Comeback" dan Jadi Wali Kota New York?

"Bagaimana mungkin dalam hanya waktu beberapa jam setelah rilis video itu, Rusia mencuri surat elektronik staf saya dan memublikasikannya di Wikileaks," tambah dia.

"Sangat kebetulan sekali. Anda tak begitu saja bisa menciptakan hal semacam itu," Hillary menegaskan.

Pernyataan Hillary ini adalah yang paling keras terkait kekalahannya dalam pemilihan presiden November lalu.

Pernyataan Hillary itu langsung disambar Presiden Donald Trump lewat beberapa kicauan lewat akun Twitternya.

Dia menyerang Hillary dan menyebut isu intervensi Rusia adalah permainan Partai Demokrat karena tak terima kandidatnya menderita kekalahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com