Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Berniat Bangun 15.000 Rumah di Yerusalem Timur

Kompas.com - 29/04/2017, 13:46 WIB

Yerusalem, KOMPAS.com - Israel berniat membangun 15.000 unit rumah di pemukiman baru Yerusalem Timur. Padahal Presiden AS, Donald Trump, telah meminta Israel untuk menahan (hold back) rencana tersebut.

Permintaan Trump itu sebenarnya merupakan bagian dari langkah baru yang diharapkan dapat mendorong terwujudnya perdamaian antara Israel dan Palestina, seperti dilaporkan Reuters.

Pengumuman resmi atas rencana itu, langsung ditanggapi secara negatif oleh ketua tim negosiator Palestina, yang kemungkinan akan datang saat Trump dijadwalkan mengunjungi Israel pada Mei mendatang.

Baca: Obama Bilang, Israel Harus Akhiri Okupasi dan Palestina Harus Akui Legitimasi Israel

Israel memandang seluruh Yerusalem sebagai "wilayah kekal mereka dan ibu kota yang tak terbagikan". Namun, Palestina juga menginginkan ibu kota mereka berada di sana.

Sebagian besar dunia menganggap status Yerusalem sebagai sebuah isu ysng harus diputuskan melalui negosiasi. Perundingan damai terakhir antara Israel dan Palestina berakhir pada 2014.

Menteri Perumahan Yoav Galant kepada Radio Israel mengatakan bahwa kementeriannya dan Pemerintah Kota Yerusalem telah merencanakan pembangunan selama dua tahun kedepan.

Proposalnya ialah membangun 25.000 unit rumah, di mana 15.000 unit di antaranya akan dibangun di Yerusalem Timur yang direbut Israel saat perang Timur Tengah pada 1967, lalu dianeksasi.

Baca: PBB: Israel dan Palestina Lakukan Kejahatan Perang dalam Konflik Gaza

“Kami akan membangun 10.000 unit di Yerusalem dan sekitar 15.000 unit lainnya di dalam batas (yang telah diperluas) kota Yerusalem. Itu akan terjadi," katanya.

Saeb Erekat, negosiator utama Palestina, mengatakan, langkah Israel merupakan pelanggaran sistematis terhadap hukum internasional dan "sabotase yang disengaja" atas upaya melanjutkan perundingan.

"Semua permukiman di wilayah Palestina yang diduduki adalah ilegal menurut hukum internasional," katanya dalam sebuah pernyataan.

Trump telah bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Washington DC pada Februari. Ia akan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Gedung Putih pada 3 Mei 2017.

baca: Palestina dan Israel, Berseteru dalam Politik Berkawan dalam Bisnis

Di bawah kepemimpinan Trump, Netanyahu mengharapkan lebih banyak lampu hijau untuk pembangunan permukiman, namun hal itu belum terjadi.

Trump tidak terpikir bahwa permukiman menjadi penghambat proses perdamaian. Namun, dia langsung meminta Netanyahu saat konferensi pers besama di Gedung Putih, Februari lalu, untuk "menahan diri terhadap pembangunan pemukiman".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com