PHNOM PEHN, KOMPAS.com - Pemerintah Kamboja, Kamis (27/4/2017), menyerukan agar Amerika Serikat menghentikan deportasi paksa para kriminal keturunan Kamboja ke negara itu.
Lebih dari 500 orang pelaku kriminal dideportasi dari Amerika Serikatb ke Kamboja di bawah kesepakatan repatriasi.
Namun, sebagian besar pelaku kriminal yang dideportasi itu lahir dan besar di Amerika Serikat. Mereka bahkan belum pernah berkunjung dan tak bisa berbahasa Kamboja.
"Amerika sangat pintar...mereka memilih orang-orang baik sementara para tahanan dideportasi ke negeri kami," ujar Perdana Menteri Hun Sen.
"Saya kira, Amerika sebagai bapaknya HAM akan menerima proposal untuk mengamandemen kesepakatan ini agar para terpidana Kamboja ini bisa tetap di AS bersama keluarga mereka," tambah dia.
Baca: Malaysia Segera Deportasi 50 Warga Korut karena Lampaui Izin Tinggal
Pernyataan Hun Sen ini muncul setelah menteri luar negeri Kamboja awal pekan ini menyatakan ingin melakukan negosiasi ulang kesepakatan yang telah berusia 15 tahun itu.
Sesuai kesepakatan tersebut, kedua negara dimungkinkan mendeportasi para pelaku kriminal yang memiliki akar di masing-masing negara.
Juru bicara kemenlu Kamboja mengatakan, kesepakatan itu dikritik warga Kamboja di negerinya maupun di Amerika karena dianggap sebagai hukuman ganda karena mereka dideportasi dengan paksa.
Sementara itu, kedutaan besar Amerika di Phnom Pehn mengatakan sudah mengetahui niat pemerintah Kamboja untuk melakukan negosiasi ulang tetapi tidak memberi keterangan lebih lanjut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.