Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung Putih Ucapkan Selamat untuk Presiden Erdogan

Kompas.com - 18/04/2017, 10:44 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump, Senin (17/4/2017), menyampaikan selamat kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan setelah mememenangkan referendum.

Ucapan selamat yang disampaikan Trump lewat telepon itu dikabarkan sejumlah media Turki sehari setelah referendum digelar.

"Trump menghubungi Presiden Erdogan malam ini (Senin) dan mengucapkan selamat setelah sukses dalam referendum," ujar sumber kepresidenan seperti dilansir kantor berita Anadolu.

Ucapan selamat dari Trump ini sangat kontras dengan para pemimpin Uni Eropa yang masih menyimpan komentar mereka terkait kemenangan tipis Presiden Erdogan itu.

Baca: Erdogan: Semua Pihak Harus Hormati Hasil Referendum Turki

Sementara beberapa kelompok pemantau menyatakan keprihatinan mereka karena kondisi "tak seimbang" di lapangan menjelang referendum digelar.

Sementara itu, Gedung Putih mengatakan, Presiden Trump membicarakan banyak hal selain ucapan selamat ketika menghubungi Presiden Erdogan.

"Presiden Donald Trump juga membahas langkah AS merespon penggunaan senjata kimia oleh rezim Suriah pada 4 April lalu, dengan Presiden Erdogan," demikian pernyataan Gedung Putih.

"Presiden Trump mengucapkan terima kasih kepada Presiden Trump terkait langkah terhadap Suriah dan kedua pemimpin sepakat bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad bertanggung jawab," tambah Gedung Putih.

Penyelenggara pemilu Turki mengatakan, hasil penghitungan awal menunjukkan 51,4 persen suara mendukung perubahan konstitusi Turki yang merupakan langkah politik terbesar sejak berdirinya negeri itu.

Sementara itu, pemantau dari 47 aanggota Dewan Eropa, badan HAM tertinggi benua itu, menyebut, referendum Turki merupakan kompetisi yang tak seimbang.

Suara para pendukung "ya" menghiasi media massa Turki hampir setiap hari, di sisi lain para jurnalis dan media yang menyuarakan suara oposisi dibungkam.

"Secara umum, referendum Turki tidak sesuai standar Dewan Eropa. Kerangka kerja legalnya tak cukup untuk menggelar sebuah proses demokrasi yang sebenarnya," kata ketua delegasi, Cezar Florin Preda.

Baca: Usai Kemenangan dalam Referendum, Pekerjaan Berat Menanti Erdogan

Presiden Erdogan berang degan kesimpulan tim pemantau itu dan meminta mereka agar "tahu diri". Dia menegaskan Turki tak berkewajibanuntuk menanggapi laporan tersebut.

"Turki sudah menggelar referendum yang demokratis yang tak pernah disaksikan negara lain di belahan dunia Barat," ujar Erdogan.

Kemenangan dalam referendum ini akan mendongkrak wewenang presiden Turki yang selama ini hanya memiliki tugas seremonial.

Selain itu, presiden juga bisa memilih menteri, hakim, membubarkan parlemen, menyatakan negara dalam kondisi darurat, dan membuat dekrit.

Sebagian besar perubahan ini akan berlaku usai pemilihan presiden 2019, yang oleh banyak kalangan akan dimenangkan dengan mudah oleh Erdogan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com