Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Konflik Boko Haram, Jumlah Anak Pelaku Bom Bunuh Diri Meningkat

Kompas.com - 12/04/2017, 21:31 WIB

ABUJA, KOMPAS.com - Penggunaan anak-anak sebagai pelaku bom bunuh diri oleh milisi Boko Haram melonjak pada 2017, demikian Badan Urusan Anak-Anak PBB (UNICEF), Rabu (12/4/2017).

Di kawasan Danau Chad, yakni Nigeria, Niger, Kamerun, dan Chad, yang tengah memerangi Boko Haram, setidaknya 27 anak telah digunakan dalam serangan bunuh diri tiga bulan pertama tahun ini.

UNICEF dalam sebuah laporan dan pernyataan menegaskan, ada sembilan kasus pada periode yang sama tahun lalu.

Pada 2016 jumlah anak-anak yang digunakan sebagai pelaku pemboman adalah 30 orang, kata pernyataan itu.

Kebanyakan dari mereka adalah anak perempuan, demikian dilaporkan kantor berita Reuters.

Pemberontakan Boko Haram sekarang memasuki tahun kedelapan dengan sedikit tanda-tanda akan berakhir, sekalipun telah menyebabkan jatuhnya lebih dari 20.000 korban jiwa.

Kasus penculikan anak oleh Boko Haram yang paling dikecam dunia internasional adalah yang dialami 276 anak gadis pelajar Chibok, Nigeria timur laut pada 2014.

Menurut UNICEFF, Boko Haram menculik ribuan anak perempuan, sering memperkosa mereka, memaksa mereka untuk menjadi pelaku bom bunuh diri, dan memaksa mereka membantu militan dalam konflik atau menikahi para petempur.

"Anak-anak ini adalah korban, bukan pelaku," kata Marie-Pierre Poirier, Direktur Regional UNICEF untuk Afrika Barat dan Tengah.

"Memaksa atau menipu mereka untuk melakukan perbuatan mengerikan ini adalah tindakan tercela," demikian Poirier.

Seorang anak gadis berusia 16 tahun dari Chad kehilangan kakinya setelah dibius dan dipaksa oleh kelompok Boko Haram dalam sebuah aksi percobaan serangan bunuh diri di sebuah pasar yang ramai, menurut laporan UNICEF.

Meskipun anak perempuan itu selamat, awalnya keluarganya menolak dirinya "karena takut akan stigma".

BBC Sebanyak 250.000 orang yang menjadi korban kekerasan Boko Haram telah tinggal di pengungsian. Mereka ditampung di kamp-kamp darurat di Giwa. Namun, di pihak lain militer juga membangun barak khusus menahan para tersangka anggota Boko Haram.
Anak-anak yang melarikan diri dari kelompok Boko Haram sering ditahan oleh pihak berwenang atau dikucilkan oleh masyarakat dan keluarga mereka.

Sekitar 370 orang tetap dalam tahanan, kata juru bicara UNICEF, setelah militer Nigeria, Senin lalu, membebaskan 593 orang, termasuk anak-anak, setelah memastikan mereka tidak memiliki hubungan dengan Boko Haram.

"Penolakan masyarakat pada anak-anak ini, dan rasa terisolasi dan putus asa mereka, bisa membuat mereka lebih rentan pada janji kemartiran dengan menerima misi berbahaya dan mematikan," kata UNICEF dalam laporannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com