Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Prihatin Situasi di Suriah, Dorong Dialog dan Proses Politik

Kompas.com - 09/04/2017, 16:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Perang saudara di Suriah yang dalam sepekan ini diwarnai ‘konflik bersenjata internasional’ menjadi keprihatinan bagi Pemerintah Indonesia.

Eskalasi konflik bersenjata internasional diawali serangan senjata kimia di kota kecil Khan Shaykhun, dekat Homs, Suriah tengah. Sekitar 90 orang tewas dalam serangan, Selasa (4/4/2017) itu.

Barat dan sekutunya menuding militer Suriah yang tergabung dalam koalisi Rusia sebagai biang kerok serangan tersebut, namun Damaskus dan Moskwa menyangkalnya.

Penyangkalan itu membuat koalisi Barat yang dipimpin Amerika Serikat berang. AS menembakkan 60-an rudal tomahawk ke pangkalan militer Suriah yang diduga memiliki senjata kimia.

Moskwa lalu menggeser kapal perangnya kawasan Laut Mediterania sebagai respons balik atas serangan rudal-rudal tomahawk dari kapal perang AS perairan yang sama.

Indonesia, pelopor gerakan negara-negara non-blok, menyatakan keprihatinannya atas situasi yang cenderung semakin buruk tersebut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Nasir, Minggu (9/4/2017), menegaskan tiga hal penting kepada para pihak yang terlibat di Suriah.

Menurut Tata, demikian dia biasa disapa, Indonesia mengecam penggunaan atau serangan dengan senjata kimia di Khan Shaykhun, Homs, Suriah.

Indonesia mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melakukan verifikasi terkait serangan senjata kimia yang telah merenggut banyak korban sipil, termasuk anak-anak.

Serangan yang dilakukan AS ke pangkalan militer Suriah juga merupakan tindakan pengerahan militer yang dilakukan tanpa pesetujuan Dewan Keamanan PBB.

Para pihak yang terlibat di Suriah agar mengedepankan dialog dan proses politik yang inklusif untuk menyelesaikan krisis dan tidak membuat situasi di Suriah memburuk.

Terkait dengan situasi yang berkembang, Indonesia mendorong dan mendesak PBB untuk segera menyelesaikan konflik di Suriah itu.

“Indonesia mendesak PBB agar segera ambil tindakan untuk mencegah agar situasi Suriah tidak menjadi lebih buruk,” kata Tata.

Sikap Indonesia itu sejalan dengan pernyataan yang sebelumnya telah disampaikan oleh Sekjen PBB, Antonio Guterres yang mengecam serangan senjata kimia di Khan Shaykhun.

“Saya sudah sejak lama menyatakan, bahwa perlu ada pertanggungjawaban atas kejahatan tersebut, sejalan dengan norma-norma internasional yang ada dan resolusi DK PBB,” kata Guterres.

Guterres mengingatkan risiko eskalasi kekerasan senjata di Suriah.

“Saya mengimbau (para pihak) untuk menahan diri, menghindari tindakan yang bisa memperburuk dan memperdalam penderitaan rakyat Suriah,” kata dia.

Sekjen PBB mengatakan tidak ada cara lain untuk menyelesaikan konflik selain melalui solusi politik. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com