Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberontak Komunis Filipina Sambut Tawaran Gencatan Senjata

Kompas.com - 01/04/2017, 13:40 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Kelompok pemberontak komunis Filipina yang menjadi salah satu gerakan pemberontak paling panjang di dunia, bersedia membahas upaya gencatan senjata.

Tawaran itu disampaikan pihak Pemerintah Filipina menjelang perundingan yang bakal digelar di Belanda.

Pemberontakan komunis di Filipina dimulai pada tahun 1968 di negara yang di masa itu dilanda kemiskinan.

Selama masa itu, berdasarkan data militer Filipina, diperkirakan ada 30.000 korban jiwa. 

Pembicaraan di Belanda akan dimulai Minggu (2/3/2017), akan menjadi pembicaraan ronde IV antara kedua pihak, setelah mengalami pasang-surut selama lebih dari 30 tahun terakhir.

Upaya itu kembali digagas Presiden Rodrigo Duterte setelah memegang kekuasaan pada Juni 2016 lalu. 

Pemerintah Filipina menyasar gencatan senjata permanen sebagai tujuan utama perundingan ini.

Sebelumnya, perundingan serupa yang digelar di pinggiran Kota Roma, akhir Januari, berakhir tak sesuai harapan.

"Kami percaya kesepakatan gencatan senjata akan segera mencapai kesepakatan," kata Juru runding kelompok komunis Fidel Agcaoili dalam pernyataaan yang diterbitkan dari pengasingannya di Belanda, Jumat malam.

Seperti diberitakan AFP, Agcaoili mengatakan pihaknya ingin bersikap flesibel dan melakukan diskusi terbuka dengan Manila.

Kendati demikian, Juru runding Pemerintah Filipina, Silvestre Bello mengharapkan pembicaraan itu akan menjadi sangat sulit sekaligus menarik, tanpa ada garansi tercapai kesepakatan. 

Front Demokratik Nasional telah membuat sejumlah kelompok, yang salah satunya adalah Partai Komunis Filipina, yang melakukan gerilya dengan kekuatan 4.000 prajurit (NPA).

Bello megatakan, hal utama yang dipesan Duterte dalam pertemuan 2-6 April adalah pengurangan atau diakhirinya permusuhan.

Sebenarnya, pertemuan Minggu besok akan digelar di Oslo, Norwegia. Namun kemudian dipindah ke Noordwijk, Belanda, yang berada di dekat Utrecht.

Sebab, wilayah itu menjadi tempat pengasingan para juru runding dan tokoh senior kelompok komunis Filipina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com