Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/03/2017, 17:19 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com - Tahun ini, hubungan persahabatan antara Indonesia dan Singapura telah berusia 50 tahun.

Duta besar Indonesia untuk Singapura Ngurah Swajaya, Minggu (26/3/2017), mengatakan, dalam usia persahabatan yang tak bisa dibilang singkat ini banyak hal yang sudah dicapai kedua negara.

"Momentum ini bisa digunakan kedua negara untuk bangkit bersama, sejahtera bersama selama 50 tahun berikutnya," kata Dubes Swajaya.

Salah satu pencapaian hubungan Indonesia dan Singapura yang gampang dilupakan, lanjut Swajaya, adalah stabilitas politik antara kedua negara dan dalam konteks ASEAN.

"Jika dibandingkan dengan kawasan lain, akan jelas terlihat bahwa perdamaian dan stabilitas berkontribusi besar dalam upaya kita meningkatkan kesejahteraan rakyat," ujar Swajaya.

Hasil nyata lain hubungan kedua negara, lanjut mantan dubes RI untuk Kamboja ini adalah investasi Singapura di  Indonesia.

"Dalam empat tahun terakhir, investasi Singapura di Indonesia menduduki tempat teratas," papar Swajaya.

"Dan tahun lalu peningkatan investasi Singapura mencapai 55 persen. Hal ini luar biasa karena tercapai di tengah kondisi ekonomi dunia yang tak terlalu baik," lanjut dia.

Tahun lalu, kata Swajaya, investasi Singapura di Indonesia mencapai nominal 9,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 122,4 triliun.

Di bidang pariwisata, ujar Swajaya, kedua negara meluncurkan sebuah inisiatif baru demi semakin memajukan sektor turisme kedua negara.

"Salah satunya adalah join tourism, jadi nantinya turis yang datang ke Singapura juga akan menambah tujuan perjalanannya ke Indonesia," tambah dia.

Beberapa destinasi wisata sudah disiapkan untuk menjadi tujuan tambahan para wisatawan yang berkunjung ke Singapura.

"Yang sudah disiapkan misalnya Singapura-Bintan, Singapura-Borobudur, Singapura-Toba, Singapura-Mandalika, dan tentu saja Bali," tambah Swajaya.

Selain hal-hal yang sudah bisa dicapai, selama hubungan setengah abad ini beberapa masalah masih dalam proses pembicaraan.

Misalnya masalah empat segmen perbatasan, yang masih menyisakan satu segmen lagi yaitu di perbatasan Pedra Branca atau Pulau Putih.

Selain itu, tambah Swajaya, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan kedua negara di masa depan.

"Misalnya masalah terorisme, kerja sama pertahanan, perjanjian ekstradisi dan lain-lain," Swajaya menegaskan.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com