Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kebun Binatang di Ceko Potong Cula 21 Badak Miliknya?

Kompas.com - 22/03/2017, 07:32 WIB

PRAHA, KOMPAS.com - Sebuah kebun binatang di Republik Ceko memutuskan untuk memotong cula 21 ekor badak koleksinya agar tak menjadi incaran para pemburu cula.

Keputusan ini dilakukan setelah seekor badak di sebuah kebun binatang di Perancis dibunuh untuk diambil culanya pada awal bulan ini.

Kebun binatang di kota Dvur Kralove, 150 kilometer sebelah timurlaut Praha, memiliki 17 ekor badak hitam dan empat ekor badak putih.

Koleksi badak di kebun binatang Dvur Kralove ini adalah yang terbesar di seluruh Eropa.

"Keputusan untuk memotong cula badak-badak itu diambil dengan sangat berat hati," kata Premysl Rabas, direktur kebun binatang.

"Namun, risiko yang dihadapi para badak ini ternyata tak hanya tinggi di alam liar tetapi juga di dalam kebun binatang," tambah Rabas.

"Keselamatan hewan-hewan di tempat ini adalah prioritas utama kami. Badak tanpa cula merupakan pilihan terbaik daripada badak yang mati," lanjut dia.

Badak pertama yang dipotong culanya adalah Pamir, seekor badak putih jantan. Cula Pamir dipotong pada Senin (20/3/2017) dan badak-badak lain akan mendapat giliran dalam waktu dekat.

Pihak kebun binatang mengatakan, sebelum cula mereka dipotong badak-badak itu dibius terlebih dahulu.

Proses pemotongan cula itu sebenarnya tak menyakitkan badak dan cula itu secara bertahap akan tumbuh kembali.

Perdagangan cula badak sebenarnya sudah dilarang lewat sebuah konvensi PBB. Namun, permintaan cula badak dari beberapa negara Asia sangat tinggi.

Di beberapa negara Asia itu, cula badak diyakini menjadi salah satu campuran resep obat yang manjur. Alhasil, pemerintah negara-negara Afrika kewalahan menangani maraknya perburuan gelap badak.

Pada 7 Maret lalu, sekelompok pemburu cula menerobos masuk ke kebun binatang Thoiry, Perancis. Mereka membunuh seekor badak putih dan mengambil culanya.

Pihak kebun binatang mengatakan, di pasar gelap satu kilo cula badak bisa dihargai hingga 51.000 euro atau sekitar Rp 733 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Telegraph
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com