Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendeta, Guru, dan Relawan Gereja Anglikan Lecehkan 1.100 Anak

Kompas.com - 17/03/2017, 17:37 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com - Kepala Gereja Anglikan Australia mengatakan malu dan prihatin atas laporan lembaga pemerintah, yang menyatakan sekitar 1.100 pengakuan pelecehan seksual di gereja tersebut selama 35 tahun.

Laporan disiarkan pada Jumat (17/3/2017) itu mengungkapkan bahwa sebagian besar korban baru berusia 11 tahun saat dilecehkan, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Sebulan lalu, penyelidikan sama menemukan bahwa Gereja Katolik Australia membayar 212 juta dollar AS sebagai imbalan terhadap ribuan korban kejahatan serupa sejak 1980.

Pada Jumat ini, Komisi Kerajaan untuk Pelecehan terhadap Anak-anak mengatakan, dari pengakuan, tercatat 569 pelaku berprofesi pendeta, guru, dan relawan.

Sejumlah 133 terduga pelaku lain belum diketahui perannya di gereja.

Uskup Agung Melbourne, Philip Freier, mengaku "secara personal merasa malu dan sedih" melihat bagaimana petugas dan pelayan gereja membungkam para korban.

"Gereja Anglikan sangat terguncang dan prihatin oleh kegagalan kami sendiri dalam menangani pelecehan seksual terhadap anak," kata Freier dalam pernyataan tertulis.

Komisi kerajaan adalah sebuah tim penyelidikan yang mempunyai wewenang terbesar di Australia.

Mereka berwenang untuk memaksa para saksi untuk memberikan bukti dan bisa merekomendasikan hukuman.

Komisi Kerajaan untuk Pelecehan Anak-anak pernah menemukan fakta bahwa tujuh persen pastor Katolik yang bekerja di Australia antara tahun 1950 sampai 2010 telah diduga melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak.

Namun, hanya sedikit di antara mereka menjalani persidangan.

Dalam laporan sebelumnya, komisi tersebut menemukan 1.082 keluhan pelecehan seksual terhadap anak-anak antara 1980 sampai 2015.

Ada 1.115 insiden yang terjadi saat korban berada dalam asuhan petugas Gereja Anglikan.

Gereja Anglikan telah membayar 31 juta dollar Australia kepada 459 orang yang melaporkan keluhan.

"Fakta ini menunjukkan bahwa kebijakan kami tidak berhasil mencegah para pelaku untuk bekerja bagi gereja, baik sebagai pendeta, guru, ataupun relawan," kata Sekretaris Umum Gereja, Anne Hywood.

"Kami sangat malu terhadap bagaimana kami memperlakukan para penyintas," kata dia.

Komisi sama dijadwalkan kembali melaporkan temuannya kepada pemerintah pada Desember.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com