Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Anggota Parlemen Filipina Ajukan Upaya Pemakzulan Duterte

Kompas.com - 16/03/2017, 13:24 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Gary Alejano, seorang anggota parlemen Filipina mengajukan upaya pemakzulan terhadap Presiden Rodrigo Duterte.

Upaya tersebut menyangkut terbunuhnya ribuan orang terkait kebijakan pemberantasan peredaran obat terlarang dan korupsi yang digariskan Duterte.

Pendaftaran tersebut dilakukan di Manila, Kamis (16/3/2017).

Upaya pemakzulan tetap dibukukan kendati hal itu bakal menghadapi perjuangan berat, mengingat sekutu Duterte memegang posisi mayoritas di Kongres.

Gary Alejano menyebutkan, tuntutan itu didaftarkan di Gedung Parlemen, dengan tuduhan Presiden telah melakukan pelanggaran konstitusi dan menciderai kepercayaan publik.

Menurut dia, hal itu dilakukan Duterte dalam beragam kebijakannya, termasuk perintah pembunuhan terhadap pelaku narkoba, yang berkembang menjadi aksi ekstrajudisial.

"Kami dengan sangat yakin dan percaya Presiden Duterte tidak berkapasitas untuk memegang jabatan tertinggi di negeri ini," kata dia seperti dikutip AP.

"Upaya pemakzulan adalah upaya yang legal dan diatur dalam konstitusi untuk kasus-kasus semacam itu," sambung Alejano.

Alejano sempat disebut terlibat dalam upaya kudeta yang gagal di Filipina beberapa tahun lalu. 

Meskipun jumlah kelompok oposisi lebih kecil dibandingkan kelompok pendukung Duterte, Alejano mengatakan, ada kebutuhan untuk menghentikan dampak dan aksi kriminal Duterte.

Sejauh ini tercatat, lebih dari 260 dari 292 angggota parlemen adalah kelompok pendukung sang Presiden. 

"Saat ini tak kurang dari 8.000 orang telah tewas," ungkap Alejano.

Angka tersebut merujuk kepada perkiraan jumlah mereka yang tewas sebagai terduga pengedar narkoba, sejak Duterte memegang jabatan Juni tahun lalu. 

Juru bicara Parlemen, Pantaleon Alvarez, yang merupakan pendukung Duterte, menyebut tuntutan pemakzulan itu sebagai langkah bodoh. 

Dia hanya mengungkapkan kalimat tersebut, tanpa menguraikan maksud pernyataannya itu lebih jauh. 

Sementara itu, Juru bicara Presiden Ernesto Abella menyebut upaya pemakzulan dan kritik kelompok oposisi hanya akan mengganggu jalannya pemerintahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com