Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Hasil Pemilu Belanda, Tokoh Konservatif atau Anti-Islam Unggul?

Kompas.com - 15/03/2017, 19:12 WIB

AMSTERDAM, KOMPAS.com - Belanda menggelar pemilu parlemen, Rabu (15/3/2017) ini. Tempat pemungutan suara (TPS) mulai dibuka pada pukul 08.00 dan tutup puku 21.00 waktu setempat.

Pemilu kali ini menjadi isimewa, karena jadi pusat perhatian internasional yang ingin menjajagi indikator kekuatan kubu populis ekstrem kanan di Eropa.

Jajak pendapat terakhir sebelum pembukaan TPS, menunjukkan  Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD)-nya Perdana Menteri, Mark Rutte, yang konservatif berada di posisi teratas. 

Sementara Partai untuk Kebebasan (PVV) yang dipimpin Geert Wilders, seorang tokoh anti-Islam dan anti-Uni Eropa berada di posisi kedua.

Rutte yang telah memimpin pemerintahan dua periode dan kini kembali mencalonkan dirinya, selama kampanye menampilkan diri sebagai pilihan yang tepat jika orang menginginkan kontinuitas dan tidak ingin situasi negara yang kacau-balau.

Ia tampil sebagai aktor utama yang membawa negara keluar dari krisis ekonomi.

Sementara partainya PVV-nya Wilders disebut Rutte sebagai partai radikal ekstrem kanan yang tidak siap mengambil keputusan penting.

Sekitar 13 juta pemilih akan menentukan apakah mereka akan memilih Rutte untuk kembali memimpin untuk ketiga kalinya, atau Wilders.

Isu perbatasan

Dalam kampanyenya, Wilders antara lain melontarkan janji akanmenutup perbatasan Belanda bagi imigran dari negara-negara Muslim.

Ia juga berjanji akan menutup semua mesjid di Belanda dan melarang Al Quran.

DPA Geert Wilders, pemimpin Partai Kebebasan Belanda
Di samping itu, ia ingin Belanda keluar dari Uni Eropa. Sikap ini juga jadi pandangan partai-partai ekstrem kanan lain di Eropa, antara lain di Jerman dan Perancis.

Menurut konstitusi Belanda, semua partai bisa terwakili di parlemen, tanpa harus memenuhi jumlah kuota suara tertentu. 

Dengan begitu tidak ada partai yang bisa berkuasa sendiri dan harus berkoalisi.

Namun sejauh ini semua partai telah menyatakan tidak bersedia berkoalisi dengan partai populis kanan Wilders. Sehingga kemungkinan Wilders akan jadi perdana menteri sangat kecil.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com