Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lama Tak Terdengar, Bajak Laut Somalia Serang Tanker Sri Lanka

Kompas.com - 14/03/2017, 20:41 WIB

NAIROBI, KOMPAS.com - Setelah lama tak terdengar aksinya, para bajak laut Somalia menyerbu sebuah kapal tanker Sri Lanka dan memaksa awak kapal mengubah arah ke pesisir timur laut negeri itu.

Diduga ini adalah serangan pertama bajak laut Somalia sejak 2012.

"Apa yang kami tahun adalah sebuah kapal tanker kecil diserang dan dipaksa mengubah arah berlayar," kata John Steed, mantan perwira militer Inggris yang mengepalai seksi Tanduk Afrika LSM Oceans Beyond Piracy, Selasa (14/3/2017).

"Apakah ini memang sebuah serangan bajak laut masih harus dikonfirmasi. Sebab, kami tak tahun apa tuntutan orang-orang itu, tetapi gayanya memang seperti sebuah serangan bajak laut," tambah Steed.

Kapal tanker Aris 13 dioperasikan sebuah perusahaan yang berbasis di Uni Emirat Arab dengan delapan orang awak asal Sri Lanka.

Saat diserang, kapal itu membawa bahan bakar minyak dari Djibouti menuju Mogadishu. Pada Senin (13/3/2017) siang, awak Aris 13 mengirimkan kode darurat.

"Senin siang, kapal itu melaporkan tengah dibuntuti dua perahu. Setelah itu, tak ada lagi komunikasi," ujar Steed.

Kapal itu dikabarkan dipaksa merapat di sebuah pelabuhan dengan kota Alula, di wilayah semi-otonomi Puntland.

Aksi bajak laut Somalia mulai muncul sejak 2005 dan sangat mengganggu rute pelayaran internasional.

Aksi bajak laut ini pada 2012 mengakibatkan kerugian global sebesar 5,7 hingga 6,1 miliar dolar. Akibatnya, PBB, Uni Eropa, hingga NATO harus turun tangan mengatasi masalah ini.

Selain itu, banyak perusahaan pelayaran komersial mempekerjakan para "tentara swasta" untuk melindungi kapal-kapal mereka.

Di puncak krisis bajak laut Somalia pada 2011, sebanyak 736 orang dan 36 buah kapal menjadi sandera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com