Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Turki Larang Dubes Belanda Kembali ke Ankara

Kompas.com - 14/03/2017, 14:49 WIB

ANKARA, KOMPAS.com - Pemerintah Turki memutuskan untuk tidak mengizinkan duta besar Belanda kembali ke Ankara.

Ankara juga memutuskan untuk menghentikan sementara hubungan diplomatik tingkat tinggi antara kedua negara.

Demikian disampaikan wakil perdana menteri Numan Kurtulmus pada Senin (13/3/2017) di tengah krisis diplomatik yang semakin dalam.

Keputusan ini diambil Turki menyusul keputusan Belanda melarang kedatangan menteri luar negeri Mevlut Cavusoglu untuk hadir dalam aksi massa mendukung Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Cavusoglu menuntut jawaban dari pemerintah Belanda terkait alasan melarangnya masuk ke negeri itu.

"Apakah kali ini saja menjadi seorang teroris? Apakah warga Turki yang tinggal di Belanda adalah teroris?" ujar Cavosoglu saat diwawancarai CNN dalam program "Connect the World".

"Mereka tak memberi jawaban. Saya menteri luar negeri Turki. Saya bukan teroris. Ini hanyalah alasan untuk menyembunyikan niat sesungguhnya," tambah Cavusoglu.

Cavusoglu menuding meningkaytkan rasialisme, Islamofobia, dan xenofobia di Belanda merupakan penyebab dirinya dilarang masuk ke negeri itu.

Cavusoglu juga mengatakan, Belanda dan beberapa negara Eropa lainnya ingin mengganggu kampanye menjelang referendum konstitusi Turki yang digelar pada 16 April mendatang.

Referendum ini dilakukan untuk mengubah konstitusi dan memberikan wewenang yang lebih besar kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Setelah Cavusoglu dilarang masuk ke kota Rotterdam, aparat keamanan Belanda juga melarang menteri urusan keluarga Fatma Betul Sayan Kayafrom memasuki kantor konsulat Turki di kota itu.

Bahkan, Fatma dikawal polisi hingga ke perbatasan Jerman sebelum dia pulang ke Turki melalui negeri tetangga Belanda itu.

Keputusan Belanda memblokir kedatangan kedua menteri itu menyulut bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa  yang hadir dalam aksi di Rotterdam itu.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com