Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama 10 Tahun, Dokter Palsu Asal India Bekerja di Australia

Kompas.com - 09/03/2017, 11:34 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com - Tanpa mengenyam bangku fakultas kedokteran ternyata tak menghalangi Shyam Acharya membuka praktik dokter di Australia.

Pria asal India itu bekerja di RS Gosford dan Wyong antara 2003-2006, kemudian di RS Hornsby pada 2006-2008, dan RS Manly hingga 2014.

Hal itu disampaikan menteri kesehatan negara bagian New South Wales (NSW), Australia, Brad Hazzard mengomentari terbukanya kedok Acharya.

Hazzard menduga pria ini pernah mendapatkan pelatihan medis di India. Dia disangka mencuri nama dan kualifikasi medis dr Sarang Chitale di India sebelum pindah dan menjadi warga negara Australia.

Dugaan pemalsuan identitas ini muncul pada November tahun lalu dan Hazzard baru mendapatkan laporannya Jumat pekan lalu.

Depkes NSW telah melakuan investigasi dan akan memberitahu para pasien tahu jika mereka menemukan masalah dengan perawatan yang diberikan "dokter" Acharya.

Shyam Acharya berhenti bekerja di rumah sakit pada tahun 2014 karena dia tidak memenuhi kriteria baru untuk memperpanjang izin prakteknya.

"Orang ini kehilangan hak untuk berpraktek," kata Hazzard.

"Saya mendapat laporan dia kemudian bekerja di sektor swasta dan di luar itu saya tidak bisa berkomentar karena alasan hukum," katanya.

Menteri Hazzard juga tidak mengungkapkan bagaimana aksi pria itu akhirnya menjadi perhatian pemerintah.

Asosiasi Medis Australia (AMA) mengatakan, hingga tahun lalu Acharya terdaftar sebagai anggota AMA.

AMA mengatakan catatan yang ada menunjukkan Acharya bergabung dengan asosiasi sekitar Mei tahun lalu tetapi keanggotaannya berakhir enam bulan kemudian.

Ketua AMA NSW, Professor Brad Frankum, mengatakan keanggotaan ini memicu pertanyaan lebih serius tentang kegiatan pria tersebut.

"Sangat memprihatinkan dan kami semua ingin tahu keberadaan orang ini dan apa yang dia lakukan sekarang dan memastikan dia tidak lagi bertindak dalam peran yang seharusnya [tidak] dia perankan," kata Prof. Frankum.

"Perlu upaya signifikan sekarang untuk menemukan orang ini dan melihat apa yang dia lakukan," tambahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com