Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita "Backpacker" Inggris Disandera Selama Dua Bulan dan Diperkosa Pria Australia

Kompas.com - 07/03/2017, 10:10 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com - Seorang wanita Inggris berusia 22 tahun diperkosa dan dianiaya beberapa kali saat dia disandera seorang pria selama dua bulan di daerah pedalaman terpencil Australia utara.

Polisi Australia mengungkapkan kejadian itu kepada wartawan pada Selasa (7/3/2017), sebagaimana dilaporkan Reuters.

Wanita Inggris itu adalah seorang backpacker yang diselamatkan polisi pada hari Minggu (5/3/2017) di Mitchell, kota kecil yang berada 550 km di barat Brisbane, ibu kota negara bagian Queensland.

Backpacker adalah istilah yang digunakan untuk para pelancong (traveler) dengan anggaran minim menjelajah tempat-tempat eksotik di seluruh dunia, sambil berjalan kaki.

Para bacpacker biasanya mencari fasilitas akomodasi dan transportasi yang serba murah dan sangat menikmati detail perjalanan.

Wanita yang tidak diungkap identitasnya itu sedang mengemudi mobil dan mengalami luka di wajahnya. Ia tampak tertekan.

Polisi mengatakan, petugas sedang melacak mobil yang dipakai wanita Inggris itu. Polisi juga menemukan seorang pria berusia 22 tahun bersembunyi di sebuah kamar kecil di belakang mobil.

Polisi menduga, wanita asing tersebut diserang berulang kali antara 2 Januari dan 5 Maret 2017 setelah pasangan tersebut bertemu beberapa bulan lalu.

Setelah pertemuan pertama, kata polisik, wanita Inggris dan pria tadi setuju untuk pergi bersama-sama melewati sebuah jalan, namun wanita itu kemudian disekap oleh pria yang baru dikenalnya.

Pria Australia yang juga dirahasiakan namanya itu telah dihadapkan ke pengadilan pada Senin (6/3/2017).

Ia didakwa dengan beberapa tuduhan, sepeti pemerkosaan, penyerangan, dan menawan wanita itu untuk drinya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com