Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/03/2017, 15:15 WIB
Musthafa Abd Rahman dari Kairo, Mesir

Penulis

Kisah tentang dinasti Raja Abdulaziz al-Saud, pendiri Kerajaan Arab Saudi tahun 1932, tidak melulu tentang kekuasaan, tetapi juga tentang sosok-sosok dengan harta berlimpah.

Arab Saudi, negeri tandus, dan para penguasanya dari dinasti Raja Abdulaziz al-Saud seperti mendapat berkah Tuhan ketika perusahaan minyak Amerika Serikat, California Arabian Standard Oil Company (CASOC), menemukan sumber minyak pertama tahun 1938 di Distrik Al-Ahsa, Arab Saudi timur.

Pada 31 Januari 1944, nama CASOC diubah menjadi Aramco (Arabian American Oil Co).

Pada November 1988, nama Arabian American Oil Co diubah lagi jadi Saudia Arabian Oil Co (Saudi Aramco) di bawah kontrol penuh Pemerintah Arab Saudi.

Perusahaan Saudi Aramco kini menjelma menjadi perusahaan minyak terbesar di dunia dengan nilai kapital antara 1,25 triliun dollar AS (setara Rp 16.731 triliun) dan 10 triliun dollar AS (Rp 133.841,37 triliun).

Faktor minyak itulah yang mengantarkan kejayaan Arab Saudi dan dinasti Raja Abdulaziz dengan stabilitas politik dan ekonomi sejak berdirinya hingga sekarang.

Keruan saja, beredar cerita di sana-sini tentang gelimang harta kekayaan di lingkungan keluarga dinasti Raja Abdulaziz dengan segala gurita jaringan bisnis yang ditopang kekuasaan.

Bahkan, rezeki minyak itu juga merambah pada kroni-kroni di lingkungan atau yang berhubungan bisnis dengan dinasti Raja Abdulaziz.

Sebagaimana sering disebut beberapa media, jumlah keluarga dinasti Raja Abdulaziz kini diperkirakan 15.000 orang.

Kebijakan raja Arab Saudi menciptakan stabilitas politik dan ekonomi di lingkungan keluarga, yakni memberi akses politik atau ekonomi yang adil kepada segenap anggota keluarga itu.

Dengan kebijakan adil raja Arab Saudi itu, menurut perhitungan majalah Forbes, total kekayaan keluarga Kerajaan Arab Saudi mencapai 1,4 triliun dollar AS atau sekitar Rp 18.620 triliun.

Gazettereview.com, Sabtu (25/2), melansir, Raja Salman sendiri ditaksir memiliki kekayaan 18 miliar dollar AS atau setara Rp 240 triliun.

Tokoh fenomenal dari dinasti Raja Abdulaziz di sektor bisnis adalah Waleed bin Talal bin Abdulaziz yang masih keponakan Raja Salman dan, pada Mei 2016, bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor.

© Jim Bourg / Reuters Istana Erga di Riyadh terlihat saat matahari terbenam 27 Januari 2015
Ia diperkirakan memiliki kekayaan 22,6 miliar dollar AS. Investasinya merambah sampai ke Indonesia melalui jaringan hotel Four Seasons. Waleed bin Talal memiliki 47,5 persen saham jaringan hotel Four Seasons and Resort.

Ada pula nama Pangeran Sultan bin Muhammad bin Saud al-Kabir al-Saud, yang memiliki kekayaan sekitar 4,1 miliar dollar AS. Selain itu, juga Faisal bin Fahd bin Abdullah al-Saud yang menjabat CEO F6 dan FAMA holdings.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com