Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Sifilis Menyebar di Australia Utara

Kompas.com - 01/03/2017, 06:05 WIB

KOMPAS.com - Negara Bagian Northern Territory (NT) mengalami peningkatan terbesar jumlah penderita penyakit sifilis di Australia.

Kalangan dokter mendesak adanya sumber daya yang lebih banyak guna memberantas infeksi menular ini.

Jumlah kasus sifilis yang dilaporkan telah melonjak lebih dari 16 kali dari hanya 14 kasus di tahun 2012 menjadi 229 kasus tahun lalu.

Penyakit yang juga disebut STI ini sebelumnya dianggap sudah "hampir berhasil diberantas".

Namun kini, kasus yang dilaporkan pada bulan pertama 2017 lebih banyak dibandingkan keseluruhan tahun 2012.

"Telah terjadi wabah sifilis di Australia Utara," kata Profesor James Ward.

Ward adalah kepala Infectious Diseases Research Program for Aboriginal Health pada Medical Research Institute Australia Selatan.

Baca: Infeksi Sifilis Melonjak Tajam di Jepang, Ada Apa?

"Banyak upaya dilakukan untuk mengendalikan wabah ini, tapi sayangnya kami belum bisa mengatasinya," kata Ward.

Dia menyebutkan, penyebaran ini mencakup bagian utara Australia mulai dari Australia Barat ke Queensland, termasuk Central Australia.

Dia menjelaskan, kelompok yang paling berisiko adalah mereka yang berusia antara 15 dan 29 tahun serta tinggal di daerah terpencil, dan wanita hamil.

"Ada peningkatan besar dalam jumlah laporan baru penularan sifilis di kalangan anak muda Aborigin dan Torres Strait Islander yang tinggal di daerah terpencil," kata dia.

"Kami memastikan mereka yang didiagnosis dengan sifilis mendapatkan pengobatan tepat," ujar Ward.

"Dan memastikan kami menangani sifilis pada wanita muda yang sedang hamil untuk memastikan agar tidak ditularkan kepada bayi mereka," sambungnya.

"Hal ini menunjukkan bahwa kita harus berbuat lebih banyak dan lebih banyak lagi sumber daya yang diperlukan untuk mengendalikannya," tegas Ward.

Pedoman kesehatan merekomendasikan perlunya pemeriksaan setidaknya sekali setahun.

Namun Ward, jauh lebih penting untuk tes secara teratur, terutama bagi mereka yang baru berganti pasangan, wanita hamil, serta mereka yang berusia antara 15 dan 29 tahun.

"Ini gratis, Anda akan mengetahui hasilnya dengan cepat," kata dia.

"Ada juga pengobatan tersedia dengan efek samping yang minim," tambah Ward.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com