Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Filipina Kecam Pemenggalan Warga Jerman oleh Abu Sayyaf

Kompas.com - 27/02/2017, 22:21 WIB

MANILA, KOMPAS.com – Pemerintah Filipina, Senin (27/2/2017), mengecam keras "pemenggalan barbar" terhadap seorang sandera tua asal Jerman oleh kelompok Abu Sayyaf, sayap Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) Asia Tenggara yang berbasis di Filipina selatan.

Kecaman muncul tak lama setelah Abu Sayyaf mengunggah video pembunuham terhadap Jurgen Kantner (70) setelah batas waktu bagi uang tebusan 600.000 dollar AS atau Rp 8 miliar tak terpenuhi.

Video itu menunjukkan seorang anggota militan Abu Sayyaf dengan memegang parang lalu memenggal kepala Kantner, warga Jerman tersebut, demikian Reuters melaporkan.

Kantner telah meminta bantuan dua kali dalam pesan video yang singkat, mengatakan ia akan dibunuh jika uang tebusan tidak dibayar.

Jesus Dureza, penasihat Presiden Rodrigo Duterte bagi proses perdamaian Filipina, mengatakan, para pejabat telah kehabisan semua upaya untuk menyelamatkan Kantner yang diculik dan disandera di Pulau Jolo, Filipina selatan.

"Kami berduka dan mengecam keras pemenggalan barbar terhadap korban penculikan," kata Dureza dalam sebuah pernyataan.

"Hentikan segera pembunuhan terhadap orang tidak berdaya dan tak bersalah,” katanya tanpa menyinggung soal permintaan uang tebusan.

Kabar pertama tentang pembunuhan warga Jerman ini dilansir situs intelijen SITE, Senin (27/2/2017), seperti dikutip Agence France-Presse. 

Sebuah video yang diunggah oleh kelompok ini, yang dipantau oleh SITE, menunjukkan bagaimana tawanan bernama Jurgen Kantner itu dibunuh. 

Kelompok yang teafiliasi dengan teroris ISIS itu memenggal kepala Kantner, menyusul tak dipenuhinya permintaan uang tebusan. 

Jurgen Kantner adalah seorang pelaut Jerman yang diculik dari kapalnya saat berlayar di perairan Filipina pada 6 November tahun lalu. 

Sebelumnya, kelompok ini menuntut uang tebusan sebesar 600.000 dollar AS untuk pembebasan Kantner.

Seperti diberitakan laman The Sun, Kantner sempat terlihat dalam sebuah rekaman video yang dirilis pada 14 Februari silam.

Dalam rekaman itu, Kantner meminta bantuan Kedutaan Besar Jerman untuk membayar tebusan tersebut. 

Kelompok ini sejak awal menyebut bahwa mereka bakal membunuh sandera jika permintaan itu tak dipenuhi hingga Minggu (26/2/2017) pukul 09.00 waktu Filipina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com