Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Taliban Berseru Agar Warga Afganistan Tanam Pohon

Kompas.com - 26/02/2017, 19:18 WIB

KABUL, KOMPAS.com - Pemimpin kelompok pemberontak Taliban di Afganistan menyerukan agar warga menanam pohon, seiring dengan mendekatnya musim semi.

Tema pernyataan Taliban ini tergolong jarang, di tengah ancaman serangan berdarah tahunan, seiring datangnya musim semi.

Musim semi, secara tradisional menjadi awal dari masa pertempuran bagi para pemberontak ini.

Dalam masa ini, biasanya Taliban mulai melancarkan serangan sebagai bagian dari kampanye utama mereka di berbagai tempat di negeri itu.

Mereka kerap menyebutnya sebagai "serangan tahunan musim semi".

Haibatullah Akhundzada, yang menjadi Kepala dari Taliban, meminta warga untuk menanam lebih banyak pohon.

Akhundzada menjadi pemimpin setelah pendahulunya tewas dalam serangan pesawat tanpa awak Amerika Serikat di Pakistan bulan Mei silam.

Seruan itu disampaikan melalui laman situs Taliban, seperti diberitakan AFP, Minggu (26/2/2017).

Akhundzada menyebutkan, pepohonan merupakan bagian penting dalam perlindungan lingkungan, pengembangan ekonomi, dan keelokan bumi.

"Para pejuang dan orang-orang yang mencintai negerinya harus bahu membahu dalam gerakan menanam pohon, dan tak membutuhkan upaya besar dalam hal ini," kata dia.

Sediq Sediqqi, Juru bicara senior Kementerian Dalam Negeri menanggapi seruan tersebut.

Menurut Sediqqi, Taliban memang harus melakukan aksi itu, sebagai pengganti dari kebiasaan mereka menanam bom/ranjau.

"Mereka harus berhenti menanam bom/ranjau yang membunuh warga tak berdosa di Afganistan, termasuk wanita dan anak-anak," kata Sediqqi.

Jumlah warga Afganistan yang menjadi korban di tahun 2016 saja, sudah mencapai rekor terbesar dalam catatan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Tercatat, ada 11.500 warga yang tak terlibat dalam pemberontakan tewas dan terluka.

Sementara, lebih dari 3.500 anak-anak juga menjadi korban. Jumlah itu berkembang sebesar 24 persen dalam setahun ini.

Data tersebut tertuang dalam laporan PBB yang terbaru.

Dalam setahun di 2016, Afganistan juga menjadi negara dengan jumlah korban sipil akibat ranjau jalan, yang terbesar di dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com