Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1 Ton Gading Gajah Dicacah dan Diberi Bahan Kimia agar Tak Terdeteksi

Kompas.com - 21/02/2017, 07:38 WIB

KAMPALA, KOMPAS.com — Otoritas Uganda menyita lebih dari satu ton gading gajah yang dicacah dalam ukuran kecil dan diberi bahan kimia agar tak terdeteksi.

Penyitaan ini terjadi di pinggiran Kota Kampala, pada Sabtu lalu, sebelum barang-barang itu dimuat di Bandara Internasional Entebbe dan diterbangkan ke sebuah tujuan yang tidak diketahui.

Seorang warga Liberia dan dua tersangka dari Guinea Bissau ditangkap di Kampala. Demikian dikatakan juru bicara otoritas kehidupan alam liar Uganda Simplicious Gessa, kepada AFP, Senin waktu setempat.

"Di dalam sebuah operasi bersama dengan polisi, kami menemukan lebih dari satu ton gading gajah," kata dia.

"Diduga, gading itu berasal dari Tanzania atau Kongo. Kini operasi lanjutan masih bergulir," sambung Gessa.

Gessa menambahkan, otoritas di Uganda menduga, penyelundupan itu melibatkan agen pengiriman dan pejabat lain, sebelum bisa melewati Bandara Entebbe.

Penyelundup menggunakan jalur Uganda karena pengawasan hukum terkait penyelundupan di negara ini lebih longgar.

Hal ini sekaligus menjadi peringatan agar hukum yang lebih keras ditegakkan sehingga Uganda tak dijadikan jalur penyelundupan. 

Tak kurang dari 30.000 gajah Afrika dibunuh secara ilegal setiap tahun demi gadingnya.

Sebagian besar gading gajah itu dipasarkan untuk memenuhi permintaan pasar di Asia demi keperluan obat tradisional atau simbol status di masyarakat. 

Uganda selama ini menjadi titik transit utama dalam perdagangan ilegal semacam itu, terutama untuk barang-barang yang diperoleh dari hutan luas di Kongo. 

Perdagangan ilegal ini diperkirakan menyentuh angka 600 juta dollar AS per tahun. 

Berdasarkan data dari The International Union for Conservation of Nature (IUCN), populasi gajah di Afrika tahun lalu mengalami penurunan paling besar sepanjang 25 tahun terakhir.

Diperkirakan, populasi gajah itu kini mencapai 415.000 ekor, atau menyusut 111.000 ekor dibanding 10 tahun lalu.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com