Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Najib Razak: Kami Tak Punya Alasan Memperburuk Citra Korut

Kompas.com - 20/02/2017, 22:48 WIB

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Senin (20/2/2017), mengatakan, penyelidikan kasus pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, akan berlangsung "obyektif".

PM Najib menyatakan hal tersebut di tengah hubungan memanas antara Malaysia dengan Korea Utara (Korut), seperti dilaporkan Reuters, Senin ini.

Pada Senin, Malaysia menarik duta besarnya untuk Korut di Pyongyang. Sementara itu, Korut mengaku skeptis atas keadilan penyelidikan oleh Malaysia.

Kuala Lumpur menarik duta besarnya dari Pyongyang "untuk konsultasi" dan memanggil Dubes Korut untuk Malaysia, Kang Chol, untuk pembicaraan "mencari penjelasan atas tuduhannya  terhadap Pemerintah Malaysia".

"Kami tak punya alasan untuk memperburuk citra Korut dalam pembunuhan ini. Kami akan obyektif," kata Najib.

Rekaman CCTV menunjukkan Kim Jong Nam diserang di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) 2 pada Senin (13/2/2017) oleh seorang perempuan, yang menyemprotkan cairan diduga racun ke wajah korban.

Kim Jong Nam (45) selama ini menetap di Makau di bawah perlindungan Beijing. Dia secara terbuka menentang kekuasaan keluarganya sendiri di Korut.

Sejumlah anggota parlemen Korea Selatan pada pekan lalu, menyusul kematian Kim Jong Nam, menuding Kim Jong Un telah mengeluarkan surat perintah pembunuhan saudara tirinya. Upaya serupa dipercaya pernah dilakukan pada 2012 lalu.

Kepolisian Diraja Malaysia tengah memburu empat warga Korut yang keluar dari negara tersebut pada hari kejadian. Mereka telah menahan satu perempuan Vietnam, satu perempuan Indonesia, dan satu pria Malaysia, serta satu pria Korut.

Setidak-tidaknya, empat orang buron asal Korut diketahui terbang ke Dubai dari Jakarta pada malam hari usai terjadinya peristiwa pembunuhan.

Di sisi lain, Korut meminta Malaysia tidak melakukan otopsi atas jenazah Kim Jong Nam dan bersikeras agar jasadnya di kembalikan ke negara asal.

Kedutaan Besar Korut di Kuala Lumpur bahkan menuding Malaysia sengaja "menunda" proses pengembalian jenazah.

"Untuk saat ini, kami tidak memercayai penyelidikan oleh kepolisian Malaysia," kata Dubes Korut Kang Chol kepada sejumlah wartawan setelah dipanggil oleh kementerian luar negeri Malaysia.

Kang bahkan mengatakan bahwa korban pembunuhan adalah Kim Chol, sesuai dengan identitas paspor yang ditemukan dari jenazah, dan mengusukan investigasi bersama antara pihaknya dengan pemerintah Malaysia.

Kim Jong Nam diketahui pernah menggunakan dokumen perjalanan palsu pada masa lalu.

Di Korsel, yang peka terhadap berita dari tetangganya itu, Perdana Menteri Hwang Kyo-ahn mengatakan bahwa sudah hampir pasti dalang pembunuhan adalah Korut.

"Pembunuhan di tempat umum, di bandar udara internasional, negara asing adalah kejahatan tidak termaafkan dan tidak manusiawi. Ini membuktikan kekejian rezim Korut," kata Hwang.

"Taktik terorisme rezim Korut semakin ganas dan kita harus berhati-hati," kata dia kepada Dewan Keamanan Nasional Korsel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com