Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Felicia Nayoan-Siregar Ajak Anak-anak Inggris Kenali Durian dan Orangutan

Kompas.com - 19/02/2017, 17:05 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Pekan lalu, dua buku karya penulis Indonesia Felicia Nayoan-Siregar "Si Pirok ke Kota" dan "Komodo Mau Main Musik" untuk pertama kalinya tampil dalam Festival Imagine di London.

Imagine Festival digelar setiap tahun bersamaan dengan liburan tengah semester yang digelar di Royal Festival Hall, pusat kesenian dan kebudayaan bergengsi di kota London.

Menjadi bagian dari sebuah festival yang cukup bergengsi tentu membanggakan bagi Felicia, perempuan kelahiran Tanjung Karang ini.

Keterlibatan Felicia dalam festival ini karena diundang Dr Sophie Ransby, manajer gamelan di Southbank Center.

Ransby mengetahui Felicia menulis buku untuk anak-anak dengan tokoh utama orangutan dan komodo.

"Saya tahu Felicia mengelola grup gamelan, menulis buku yang indah, Si Pirok ke Kota dan Komodo Mau Main Musik. Saya pikir ini akan amat baik untuk penuturan cerita yang interaktif. Di sini juga musik gamelan, jadi cocok sekali," kata Ransby.

Nah, bagaimana proses Felicia menciptakan kedua bukunya itu? Berikut wawancara Kompas.com dengan Felicia Nayoan-Siregar yang dilakukan lewat surat elektronik.

Kompas.com: Bisa diceritakan latar belakang terciptanya buku petualangan Pirok si Orangutan ini?

Felicia: Buku pertama saya tentang Pirok si orangutan berjudul ‘Pirok ke Kota’. Pada waktu itu saya mengajar bahasa Indonesia untuk anak2 di sebuah sekolah Internasional di luar kota London di mana bahasa Ibu merupakan salah satu mata pelajaran dari tingkat TK sampai SMA.

Di situ saya merasa sulit memperoleh buku anak-anak Indonesia yang dapat bersaing dengan buku-buku bahasa lain dari segi penampilan maupun isi.

Kebetulan pada waktu itu Atase Pendidikan RI di London memerlukan buku anak-anak Indonesia yang dapat dibagikan ke berbagai sekolah di Inggris sebagai bagian dari promosi Indonesia. Dengan dukungan beliau maka terbitlah buku pertama itu.

Kompas.com: Berapa lama proses pembuatan buku ini?

Felicia: Proses mulai dari penulisan, bekerjasama dengan illustrator sampai ke percetakan (500 eksemplar) sekitar 6 bulan. (Sejauh ini) Belum dijual di Indonesia.

Buku ketiga "Komodo Mau Main Musik" diterbitkan Perwakilan Tetap RI untuk UNESCO di Paris dalam tiga bahasa, Inggris, Indonesia, dan Perancis. 

Kisahnya adalah Komodo yang ingin main musik tapi tidak memungkinkan karena moncongnya terlalu panjang, kukunya terlalu tajam tapi ternyata dia bisa memainkan gong dengan memukulkan ekornya.

Ada buku kedua, yang diterbtkan oleh perwakilan Garuda Indonesia di London, tentang seorang anak campuran Indonesia dan Inggris yang ingin berjalan-jalan ke Bali, tapi buku ini terus terang lebih komersial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com