Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Orang Tewas Ditikam di Xinjiang, Tiga Penikam Pun Ditembak Mati Polisi

Kompas.com - 15/02/2017, 08:48 WIB

SHANGHAI, KOMPAS.com – Lima orang tewas dan lima lainnya terluka ditikam dengan pisau oleh tiga penyerang di Xinjiang, China barat daya. Para penyerang kemudian tewas ditembak polisi.

Kantor berita Reuters melaporkan, insiden itu mengejutkan dan merupakan serangan mematikan yang terbaru di wilayah perbatasan China dengan Asia Tengah.

Serangan itu terjadi pada Selasa (14/2/2017) malam di daerah Pishan, bagian selatan dari Zinjiang, provinsi paling bergolak di China.

"Saat ini, tatanan sosial sudah normal di lokasi, masyarakat tenang, dan penyelidikan masih berlangsung," kata pejabat pemerintah prefektur Hotan, yang membawahi Pishan, dalam sebuah pernyataan singkat pada Rabu pagi.

Pejabat tersebut belum memberikan keterangan lebih rinci tentang siapa saja penyerang atau apa motif serangan mereka.

Ratusan orang telah tewas dalam beberapa tahun terakhir di Xinjiang, wilayah yang kaya sumber daya, yang berbatasan dengan Asia Tengah dan Asia Selatan, seperti Pakistan, Afganistan, dan India.

Kekerasan sering terjadi yang melibatkan anggota etnis minoritas Uighur dan mayoritas Han. Kelompok minoritas memeluk Islam.

Beijing telah menuding militan separatis Islam sebagai penyebab berbagai kerusuhan mematikan di wilayah itu. Namun, kelompok pegiat hak asasi manusia mengecam represi China atas wilayah itu.

Beijing tentu saja menyangkal setiap tudingan yang menyebut mereka telah melakukan penindasan atas kelompok minoritas di Xinjiang.

Pishan, dikenal dengan nama Guma di kalangan Uighur dan telah menjadi pusat beberapa insiden keamanan dalam beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2011, polisi menembak mati tujuh orang yang mereka sebut sebagai penculik yang menjadi anggota dari kelompok teror.

Dilxat Raxit, juru bicara kelompok pengasingan Kongres Uighur Dunia, mengatakan, insiden terbaru itu sebagai represi China yang selalu mengekang kebebasan dan perbedaan pendapat.

"Setiap provokasi dapat menyebabkan bentrokan," katanya dalam pernyataan tertulis lewat email.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com