Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Tembakan Rudal Korut, Bentuk Provokasi Baru untuk AS

Kompas.com - 12/02/2017, 09:14 WIB

SEOUL, KOMPAS.com – Penembakan rudal Korea Utara ke Laut Jepang kali ini merupakan sebuah bentuk provokasi terhadap sikap keras Amerika Serikat atas negara komunis tersebut.

Rudal balistik jarak menengah itu, seperti dilaporkan Agence France-Presse, Minggu (12/2/2017), ditembakkan dari pangkalan udara Banghyon, Provinsi Pyongan Utara.

Menurut kantor berita Yonhap, rudal tersebut melesat hingga sejauh 500 kilometer hingga akhirnya jatuh di Laut Jepang.

Asksi ‘unjuk kekuatan’ terbaru Pyongyang itu merupakan yang pertama setelah Donald Trump dilantik menjadi Presiden AS, 20 Januari lalu.

Kementerian Pertahanan Korsel menegaskan, Korut menembakkan rudal balistik tersebut sebagai sebuah provokasi untuk menguji respon presiden baru AS, Donald Trump.

"Diyakini, peluncuran rudal hari ini  ditujukan untuk menarik perhatian global ke Korut yang sedang membual tentang kemampun nuklir dan rudalnya," kata kementerian tesebut.

"Tidakan itu juga diyakinya sebagai provokasi bersenjata untuk menguji respon dari pemerintah baru AS di bawah Presiden Trump," kata kementerian dalam sebuah pernyataan.

Yonhap mengatakan, militer Korsel menduga rudal tersebut mungkin sejenis dengan rudal balistik jarak menengah Musudan yang pernah ditembakkan sebelumnya.

Korut pada Oktober 2016 telah melakukan pengujian rudal Musudan sebanyak dua kali yang ditembakkan dari pangkalan udara yang sama.

Saat berada di Seoul baru-baru ini, Menteri Pertahanan AS baru, James Mattis, memperingatkan Pyongyang bahwa setiap serangan nuklir akan mendapat respons "yang efektif dan luar biasa".

"Setiap serangan terhadap AS atau sekutu kami akan dikalahkan dan penggunaan senjata nuklir akan berhadapan dengan respons yang akan efektif dan luar biasa," kata Mattis.

Pyongyang pada Januari 2016 melakukan dua uji coba nuklir dan beberapaka kali peluncuran rudal untuk mengembangkan sistem senjata nuklir yang diklaim mampu menghantam daratan AS.

Kim Jong Un, pemimpin muda Korut, mengklaim bahwa Pyongyang berada pada "tahap akhir" pengembangan rudal balistik antarbenua (ICBM) untuk menekan presiden AS yang baru.

Trump membalasnya dengan bercericit di di Twitter bahwa "Ini tidak akan terjadi."

Peluncuran rudal balistik terbaru Korut itu juga terjadi setelah Trump meyakinkan Perdana Menteri

Jepang Shinzo Abe bahwa Washington berkomitmen untuk menjamin keamanan sekutunya itu.

"Kami akan bekerja sama untuk mempromosikan kepentingan kita bersama, termasuk kebebasan navigasi," kata Trump sebelumnya.

.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com