Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aji Chen Bromokusumo
Budayawan

Anggota DPRD Kota Tangerang Selatan Fraksi PSI dan Anggota Komisi IV DPRD Kota Tangerang Selatan

Serba Serbi Tahun Baru Imlek

Kompas.com - 27/01/2017, 15:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Istilah atau penulisan “Tahun Baru Imlek” hanya dikenal di Indonesia. Kata Imlek adalah bunyi dialek Hokkian yang berasal dari kata Yin Li (baca: IN LI) yang berarti “penanggalan bulan” alias lunar calendar.

Penanggalan China berdasarkan peredaran bulan di tata surya sehingga disebut dengan Yin Li. Sementara penanggalan yang kita kenal sekarang, dan dipakai luas seluruh dunia disebut dengan Yang Li di dalam bahasa Mandarin, artinya adalah “penanggalan matahari”.

Imlek dikenal juga dengan Nong Li (bacanya: nung li), yang artinya “penanggalan petani”, di mana hal ini bisa dimaklumi karena sebagian besar orang jaman dulu adalah petani.

Para petani tersebut mengandalkan kemampuan mereka membaca alam, pergerakan bintang, rasi bintang, bulan dan benda angkasa yang lain untuk bercocok tanam. Apalagi di China yang 4 musim, perhitungan tepat dan presisi harus handal untuk mendapatkan pangan yang cukup.

Perayaan Chinese New Year sebenarnya adalah perayaan menyambut musim semi yang disebut dengan Chun Jie (baca: jwen cie), yang artinya “menyambut musim semi”.

Musim semi disambut dengan sukacita karena musim dingin akan segera berlalu dan tibalah saat para petani untuk menanam lagi.

Tanaman yang ditanam terutama padi (di China selatan) dan kebanyakan gandum (China utara) serta tanaman pertanian lainnya. Karena mengandalkan alam untuk kehidupan mereka, menyambut datangnya musim semi merupakan tradisi yang dirayakan dengan meriah.

Perayaan ini mulai dikenal di jaman Dinasti Xia (sering ditulis Hsia juga, 2205 – 1766 SM). Setelah dinasti Xia runtuh, penanggalan Imlek selalu berubah sesuai dengan kemauan dinasti yang berkuasa.  Biasanya yang diambil adalah waktu berdirinya dinasti tersebut.

Baru pada masa Dinasti Han (206 SM – 220 M), penanggalan dari Dinasti Xia diresmikan sampai sekarang dan tahun kelahiran Khonghucu ditetapkan sebagai tahun pertama.

Namun saat ini di China sendiri penulisan tahun yang berdasarkan tahun kelahiran Khonghucu sudah tidak umum lagi. Misalnya Imlek tahun ini adalah tahun 2568, sudah tidak lazim lagi. Tahun yang ditulis biasanya tahun 2017 saja.

Sementara itu, Taiwan juga memiliki standard penulisan tahun sendiri, yang dimulai dengan titik awal 1911 sebagai tahun nol, jadi tahun 2017 bisa jadi ditulis tahun 2006.

Tahun 1911 adalah tahun berdirinya Republic of China setelah dinasti terakhir, yaitu Dinasti Qing runtuh. Sampai hari ini di Taiwan masih ada banyak yang menggunakan “tahun ROC”.

Selain disebut Tahun Baru Imlek, banyak juga yang menyebutnya dengan Sincia, yang juga berasal dari dialek Hokkian, dari asal kata Xin Zheng, baca: sin ceng).

Kata Xin Zheng merupakan kependekan dari Xin Zheng Yue, “bulan pertama yang baru”, merujuk pada penulisan “bulan pertama” dalam penanggalan Imlek dituliskan Zheng Yue, dalam dialek Hokkian berbunyi Cia Gwe.

Ucapan Yang Salah Kaprah

Halaman:
Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com