Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jammeh Tak Akui "Satpam Toko" Jadi Presiden, 1.000 Turis Dievakuasi dari Gambia

Kompas.com - 18/01/2017, 19:57 WIB

BANJUL, KOMPAS.com — Operator perjalanan wisata Inggris, Thomas Cook, mulai mengevakuasi hampir 1.000 turis dari Gambia, Rabu (18/1/2017), akibat instabilitas politik.

Evakuasi itu dilakukan setelah Presiden Yahya Jammeh mengumumkan bahwa negara dalam keadaan darurat pada hari terakhir masa jabatannya, seperti dilaporkan Reuters.

Dalam pernyataannya di situs web internalnya, Thomas Cook, mengatakan, pihaknya telah mengaktifkan rencana kontingensi.

Operator wisata Inggris itu mengatakan, perjalanan 985 pelanggan paket wisata dibatalkan dan dipulangkan dari negara kecil di Afrika Barat tersebut.

Pihak Thomas Cook juga sedang berusaha untuk menghubungi 2.500 turis di Gambia agar mengatur rencana mereka meninggalkan negara itu lebih awal selama penerbangan masih tersedia.

Jammeh, yang merebut kekuasaan melalui kudeta pada 22 tahun silam, kalah dalam pemilu pada Desember lalu melawan Adama Barrow.

Barrow adalah seorang petugas keamanan (petugas satpam) di sebuah toko di London utara, Inggris. Jammeh menolak hasil pemilu yang dimenangi Barrow.

Menurut kelompok HAM, Jammeh adalah salah seorang otokrat yang plin-plan dan paling kejam di Afrika, yang telah melakukan penyiksaan dan pembunuhan terhadap para lawan politiknya.

Sekalipun reputasi pemimpinnya buruk, negara pantai di bibir Samudra Atlantik itu amat populer di kalangan wisatawan Eropa yang ingin menikmati matahari musim dingin, laut, dan pasir putih.

Seorang perwira tinggi militer Nigeria mengatakan pada pekan ini bahwa blok regional ECOWAS telah siap untuk membantu pelengseran Jammeh dengan kekuatan jika ia menolak untuk menyerahkan kekuasaan kepada Barrow pada 19 Januari ini.

Barrow saat ini sedang berada di negara tetangga Senegal, memicu spekulasi bahwa ia mungkin bakal dilantik sebagai presiden di Kedutaan Gambia di Dakar, yang secara teknis merupakan bagian dari Gambia.

Ratusan warga Gambia juga telah melarikan diri dan menyeberangi perbatasan ke Senegal dalam beberapa hari terakhir karena takut akan kerusuhan sosial di negaranya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com