Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Hamza, Anak Osama Bin Laden yang Kini Diburu AS?

Kompas.com - 09/01/2017, 05:30 WIB

KOMPAS.com — Pada sekitar akhir pekan lalu, Pemerintah Amerika Serikat memasukkan nama anak laki-laki termuda Osama bin Laden, Hamza, ke dalam daftar teroris.

Nama Hamza berjajar dalam daftar teroris global. AS pun membekukan semua aset yang mungkin ia miliki di kawasan-kawasan yang masuk yurisdiksi AS.

Pihak Kementerian Luar Negeri AS di Washington menjelaskan, Hamza—yang kadang juga ditulis Hamzah—saat ini berusia 20 tahunan. Dia diduga makin aktif memimpin jaringan teroris Al Qaeda, organisasi yang didirikan sang ayah.

Hamza pun disebut-sebut tengah menyiapkan aksi balas dendam atas kematian ayahnya.

Lantas, siapakah Hamza dan bagaimana dinas rahasia AS menelusuri jejaknya?

Sosok Hamza makin terang setelah pasukan khusus AS menggelar operasi di rumah persembunyian Osama di Abbottabad, Pakistan, awal Mei 2012.

Selain menewaskan Osama, operasi ini juga menemukan berbagai dokumen, termasuk di antaranya surat-surat dari Hamza untuk ayahnya.

Di dalam berbagai surat dan dokumen ini, para analis CIA menyimpulkan, pada suatu rentang masa, Osama sempat tak bertemu Hamza selama delapan tahun.

Dari persembunyiannya di Pakistan, Osama diyakini sudah mengatur secara rinci "jalur dan pelatihan" untuk menjadikan Hamza sebagai "tokoh penting" Al Qaeda, dan pada akhirnya akan menjadi pemimpin kelompok ini.

Ketika rencana ini dimatangkan, Hamza menjalani tahanan rumah di Teheran, Iran.

Beberapa anggota keluarga besar Osama melarikan diri ke Iran setelah invasi AS ke Afganistan.

Lahir dari kawah besi

Dalam dokumen yang didapat CIA dan diperlihatkan kepada wartawan kantor berita AFP terungkap, Hamza menyebut dirinya "lahir dari kawah besi".

Dia pun mengaku siap untuk "meraih kemenangan atau mati sebagai martir".

"Yang membuat saya sedih adalah laskar mujahidin sudah bergerak, tetapi saya tak bisa bergabung ke laskar ini," tulis Hamza dalam salah satu surat kepada ayahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com