MIAMI, KOMPAS.com - Pemerintah AS, Sabtu (8/1/2017), mengatakan, dakwaan yang dijeratkan kepada veteran perang Irak yang melakukan penembakan di bandara Fort Lauderdale bisa berujung hukuman mati.
Esteban Santiago (26) didakwa membunuh lima orang, melukai enam lainnya dan mengakibatkan ribuan orang panik mencari selamat saat dia beraksi pada Jumat (7/1/2017).
Tak hanya menewaskan beberapa orang aksi Santiago itu juga mengakibatkan bandara internasional Fort Lauderdale yang merupakan gerbang menuju Karibia dan Amerika Selatan harus ditutup.
Jaksa federal AS Wifredo Ferrer menggunakan pasal-pasal penyerangan dengan menggunakan senjata api dan kekerasan di bandara untuk mendakwa Santiago.
Jika seluruh dakwaan itu terbukti, maka mantan anggota garda nasional Puerto Rico dan Alaska itu terancam hukuman penjara seumur hidup bahkan hukuman mati.
Santiago terbang dari Alaska menuju Fort Lauderdale, Florida pada Jumat (7/1/2017).
Setelah mendapatkan kembali pistol semi-otomatis kaliber 9 milimeternya, pria itu mengisi peluru di kamar mandi sebelum beraksi.
Sebelumnya, dalam penerbangan dari Alaska, Santiago mengikuti prosedur dengan menyerahkan senjata api itu ke kru kabin dan ditaruh di tempat penyimpanan khusus.
"Santiago lalu menembak dengan mengincar kepala sasarannya hingga dia kehabisan amunisi," ujar Ferrer.
Saat ini, meski motif serangan itu belum dipastikan, FBI melakukan penyelidikan terkait motif terorisme dalam insiden tersebut.
Santiago bertugas di Irak pada April 2010 hingga Februari 2011. Dia mengundurkan diri dari dinas militer pada Agustus tahun lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.