Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Laporan Palsu karena Mabuk, Wanita Berhijab Ini Ditangkap

Kompas.com - 16/12/2016, 17:10 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Seorang perempuan muda Muslim yang melapor dihina pendukung presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, di stasiun kereta bawah tanah New York ditangkap karena laporan palsu.

Yasmin Seweid, berusia 18 tahun, awalnya melaporkan tiga pria yang menyebutnya sebagai teroris. Namun kini, gadis berhijab ini malah didakwa dengan membuat laporan palsu, demikian dilaporkan BBC, Jumat (16/12/2016).

Wanita tersebut disangka mengganggu administrasi pemerintah setelah mengaku kepada polisi bahwa dia habis minum alkohol dan menggunakan cerita itu untuk menutup-nutupi perilakunya.

Seweid sempat melaporkan bahwa tiga orang pria mengatakan kepadanya untuk 'ke luar dari negara ini' dan 'cabut jilbab dari kepalamu," seperti dilaporkan stasiun televisi NBC.

Ditambahkannya, ketika mereka berupaya untuk merobek jilbabnya, tidak ada orang yang lewat yang campur tangan menengahi dalam insiden, yang menurutnya, terjadi 1 Desember 2016.

Seorang pria, lapornya lagi, merampas tasnya dan memutus salah satu talinya.

"Hati saya hancur menangis karena banyak orang lewat yang menyaksikan saya dihina secara lisan dan fisik oleh babi-babi yang menjijikkan itu," tulisnya di Facebook sehari kemudian, menurut NBC.

Tanpa jilbab

Namun aparat keamanan curiga karena tidak bisa menemukan saksi mata maupun rekaman video yang meyakinkan bahwa insiden tersebut memang terjadi.

Seweid ditangkap pada Rabu (14/12/2016) dan mengaku mengarang cerita untuk menghindari keributan dengan orangtua setelah menenggak minuman keras.

Sehari kemudian Seweid dilepas namun terancam hukuman maksimal satu tahun untuk masing-masing dakwaan.

Seweid sudah hadir di Pengadilan Pidana Manhattan tanpa mengenakan jilbab dengan rambut yang dicukur.

Sebuah sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada koran NY Daily News bahwa orangtuanya yang meminta dia mencukur gundur rambutnya karena kasus ini.

Beberapa hari setelah kemenangan Donald Trump pada November, ratusan dugaan kasus intimidasi dilaporkan terjadi di AS dan banyak – menurut  kelompok pegiat – yang terkait dengan para pendukung Trump.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com