Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Prihatin atas Komentar Trump tentang ‘Satu China’

Kompas.com - 12/12/2016, 19:18 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Pemerintah China, Senin (12/12/2016), menyatakan ‘sangat prihatin’ dengan pernyataan Presiden terpilih AS, Donald Trump, terkait kebijakan Satu China.

Trump sebelumnya mengindikasikan kemungkinan untuk mengakhiri kebijakan “Satu China” yang telah diberlakukan Amerika Serikat (AS) sejak tahun 1979.

Berbicara dalam sesi wawancara dengan Fox News sebelumnya, Trump mengaku tidak punya alasan mengapa kebijakan 'Satu China' harus tetap dilanjutkan tanpa konsesi berarti dari Beijing.

"Saya tidak tahu mengapa kita harus terikat dengan kebijakan “Satu China”, kecuali kita membuat perjanjian dengan China yang terkait dengan hal-hal lain, termasuk perdagangan," kata Trump.

Ucapan Trump mengemuka setelah dia menerima panggilan telepon dari pemimpin Taiwan, Tsai Ing-wen, awal pekan lalu.

The Guardian/Getty Presiden AS terpilih Donald Trump dan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, dalam pengarahan pers reguler di Beijing, Senin, menegaskan, kebijakan "Satu China" menjadi dasar dalam hubungan China-AS.

Atas dasar itu, seperti dilaporkan Reuters, China mendesak pemerintahan AS yang dikomando presiden terpili Donald Trump untuk memahami sensitivitas dalam persoalan dengan Taiwan.

Trump dalam wawancara dengan Fox News menegaskan, Beijing tidak berhak menentukan apakah dia bisa berbicara dengan pemimpin Taiwan atau tidak.

"Saya tidak ingin China mendikte saya dan panggilan telepon itu diserahkan kepada saya. Pembicaraannya sangat bagus. Singkat. Dan mengapa ada negara bisa mengatakan bahwa saya tidak bisa menerima panggilan telepon? Sejujurnya saya pikir sangat tidak hormat tidak menerimanya," kata Trump.

Media China, Global Times, mengatakan, Trump "naif" bila berpikir ia dapat menggunakan kebijakan Taiwan dalam negosiasi-negosiasi ekonomi dan bahwa ia "perlu belajar menangani urusan-urusan luar negeri secara rendah hati."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com