Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia dan China Kembali Veto Resolusi DK PBB tentang Aleppo

Kompas.com - 06/12/2016, 08:24 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Penderitaan bagi rakyat Aleppo, Suriah nampaknya masih akan berlanjut ketika delegasi Rusia dan China menggunakan hak veto mereka untuk membatalkan resolusi Dewan Keamanan PBB.

Padahal resolusi tersebut, jika disepakati, akan menjamin gencatan senjata selama tujuh hari agar warga yang terluka bisa dievakuasi dan bantuan bisa dikirim ke kota yang terkepung itu.

Dalam pemungutan suara yang dilakukan pada Senin (5/12/2016) itu, Venezuela juga menolak gencatan senjata sedangkan Angola memilih abstain.

Sementara, 11 anggota Dewan Keamanan PBB lainnya mendukung digelarnya gencatan senjata sementara di Aleppo.

Keputusan Rusia ini sekaligus menandai kali keenam Negeri Beruang Merah memblokir sebuah resolusi DK PBB terkait Suriah sejak konflik bersenjata pecah pada 2011.

Sementara bagi China, ini adalah kali kelima negeri itu menyatakan menentang resolusi PBB terkait konflik di negeri yang dimpimpin Bashar al-Assad itu.

Sebagai sekutu dekat Assad, Moskwa sempat terlihat mendukung teks resolusi yang membutuhkan waktu beberapa pekan negosiasi.

Namun, di saat-saat terakhir, pekan laliu Rusia mencoba untuk menunda pemungutan suara saat delegasi negeri itu dan AS bersiap untuk berunding di Geneva, Swiss.

Namun, pendukung utama resolusi -Inggris, Perancis, dan AS- memutuskan agar pemungutan suara tetap digelar sesuai jadwal.

Rusia mengatakan, pertemuan di Geneva akan fokus pada upaya agar pasukan pemberontak menarik diri dari wilayah timur Aleppo yang kini dikepung pemerintah.

Namun, pasukan pemberontak Suriah menolak rencana tersebut.

"Kedua pihak sudah sangat dekat untuk menyepakati elemen-elemen mendasar," kaya dubes Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin.

Namun, dubes AS untuk PBB Michele Sison mengatakan, tak ada kesepakatan apapun dengan Rusia dan menuduh Churkin sedang membuat alibi.

"Kami tak akan membiarkan Rusia mengendalikan Dewan Keamanan PBB," kata Sison.

"Kami akan melanjutkan negosiasi bilateral (dengan Rusia) untuk meringankan penderitaan rakyat Aleppo," tambah Sison.

"Namun kami belum mencapai kesepakatan karena Rusia tetap ingin mempertahankan militernya di Suriah," lanjut Sison.

Sementara itu, dubes Perancis untuk PBB Francois Delattre mengatakan, jika resolusi ini disepakati maka akan memberikan sedikit harapan dan banyak nyawa bisa diselamatkan.

"Rusia sudah memutuskan untuk menguasai Aleppo apapun harganya," kata Delattre menuduh Rusia.

Sedangkan, duta besar China Liu Jieyi mengatakan, dewan keamanan harus meneruskan negosiasi dan mengkritik politisasi isu-isu kemanusiaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com