Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/12/2016, 09:54 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sebenarnya agak janggal jika pemerintah AS yang memiliki banyak sumber daya bisa tertipu mentah-mentah selama bertahun-tahun.

Namun, itulah yang terjadi ketika akhirnya Kemenlu AS mengetahui keberadaan kedutaan besar palsu di Ghana yang celakanya sudah menerbitkan visa AS selama 10 tahun.

Kedubes palsu yang dikelola jaringan kriminal Ghana itu akhirnya ditutup polisi pada pertengahan tahun ini.

Kedubes AS palsu itu menempati sebuah bangunan bisa berwarna merah muda dengan atap seng dan bendera Amerika berkibar di depan bangunan itu.

Sementara di dalam bangunan "kedubes" itu digantung potret besar Presiden Barack Obama.

"Gedung itu tidak dioperasikan pemerintah AS tetapi oleh orang-orang dari jaringan kriminal Ghana dan Turki serta seorang pengacara Ghana yang mempraktikkan hukum pidana dan imigrasi," demikian pernyataan Kemenlu AS akhir pekan lalu.

Beberapa warga Turki yang bisa berbahasa Inggris dan Belanda didapuk sebagai konsuler dan staf operasi kedutaan.

Kemenlu AS menambahkan, investigasi polisi juga mengungkap adanya praktik kedutaan besar palsu Belanda.

Jaringan kriminal itu mampu menyediakan visa AS asli tapi palsu serta berbagai dokumen palsu lainnya dengan harga 6.000 dolar atau sekitar Rp 81 juta per dokumen.

Selain itu, dalam penggerebekan, aparat kepolisian juga menemukan visa asli dan palsu dari India, Afrika Selatan dan Zona Schengen.

Polisi juga menyita 150 buah paspor dari 10 negara berbeda bersama sebuah laptop dan sejumlah telepon pintar.

Pernyataan Kemenlu AS tidak menyebutkan bagaimana jaringan kriminal itu bisa mendapatkan lembaran visa asli.

Selain itu, Kemenlu AS juga tak menyebutkan dugaan jumlah orang yang bisa masuk secara ilegal ke AS dengan menggunakan visa palsu tersebut.

"Jaringan kriminal yang menjalankan kegiatan itu mampu membayar sejumlah pejabat korup agar tak memeriksa mereka dan juga untuk mendapatkan lembar dokumen kosong yang asli," demikian pernyataan Kemenlu AS.

Visa untuk negara-negara Barat sangat diminati di Afrika dan sejumlah kedutaan besar mengakui bahwa pasar visa yang besar ini menjadi incaran jaringan kriminal.

Halaman:
Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com