Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"ISIS Bukan Malaikat, Mereka Teroris"

Kompas.com - 01/12/2016, 15:16 WIB

KOMPAS.com - Selama dua setengah tahun, Nathir Bashir, seorang guru bahasa Arab mengikuti perintah mengajar, yang awalnya santun, namun kemudian berubah menjadi teror.

Dengan menggunakan bahasa Arab, Bashir bercerita kepada VOA. Wawancara diiringi suara mortir dan tembakan yang terdengar dari lingkungan di dekat rumahnya.

Ketika para teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) datang ke Mosul, sekolah-sekolah tutup untuk libur musim panas.

Pemberitahuan pun muncul pada hari Jumat di pintu masjid, yang menyebut semua guru diwajibkan untuk melapor ke sekolah.

Bashir mengaku tidak khawatir karena awalnya dia menganggap para teroris itu sebagai  malaikat. Mereka pun tidak melakukan apa-apa kepada warga sipil.

Namun, setelah satu atau dua bulan, mereka mulai memberikan perintah-perintah. Misalnya, perempuan tidak boleh keluar, tanpa suami atau saudara laki-laki.

Lalu, saat para teroris ini mulai membunuhi warga Kristen dan Yazidi, serta merampas rumah-rumah warga, Bashir baru menyadari bahwa mereka bukan malaikat, tetapi teroris. 

Para teroris itu pun kemudian memberitahu para guru untuk menuliskan nama-nama mereka, lengkap dengan data lain.

Misalnya, di mana mereka mengajar semester sebelumnya, dan nama sekolah yang terdekat dengan rumah mereka.

Sementara, Pasukan Pashmerga Kurdi mengontrol daerah di mana Nathir Bashir mengajar. Jadi bashir harus bekerja di tempat lain.

Awalnya para teroris ini tidak mengatakan bahwa Bashir harus mengajar tanpa bayaran.

Namun setelah satu tahun, kurikulum di sekolah berubah menjadi program pro-teroris yang mengagung-agungkan kekerasan.

"Misalnya, satu bom tambah satu bom sama dengan dua bom," kata Bashir.

Contoh lainnya, ada buku bahasa Arab yang berisi doa bagi pemimpin teroris al-Qaeda yang tewas. Lalu, pada setiap halaman ada penjelasan mengenai senjata AK-47.

Selain itu, ada gambar pejuang bersenjata pada sampul buku pelajaran bahasa SMA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com