Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terancam Gagal Masuk Uni Eropa, Erdogan Ancam Buka Perbatasan untuk Imigran

Kompas.com - 25/11/2016, 16:26 WIB

ISTANBUL, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Jumat (25/11/2016), mengancam untuk membuka perbatasan agar imigran ilegal membanjiri wilayah Uni Eropa.

Ancaman ini dikeluarkan Erdogan setelah Parlemen Eropa memilih untuk mendukung pembekuan pembicaraan soal keanggotaan Turki di Uni Eropa.

"Dengarkan saya. Jika Anda (Uni Eropa) melangkah lebih jauh, maka perbatasan akan kami buka, camkan itu," kata Erdogan kepada Uni Eropa dalam pidatonya di Istanbul.

Pada 18 Maret lalu, Ankara dan Brussels mengukuhkan kesepakatan bahwa Turki akan menahan gelombang imigran dan pengungsi ke Eropa.

Kesepakatan ini sukses mengurangi jumlah imigran dari Afrika dan Timur Tengah yang melintasi Laut Tengah menuju Eropa.

Sebagai imbalan, Uni Eropa sepakat mempercepat pembicaraan soal keinginan Turki menjadi anggota pakta ekonomi Benua Biru.

Selain itu, Uni Eropa juga memberikan kebebasan warga Turki berpergian di wilayah Schengen tanpa perlu mengurus visa.

Namun, kesepakatan itu terganggu pasca-kudeta militer yang gagal menggulingkan pemerintahan Erdogan pada 15 Juli lalu.

Usai kudeta, pemerintah Turki melakukan pembersihan besar-besaran dengan menangkap puluhan ribu orang dari berbagai profesi yang dianggap terkait dengan kudeta.

Uni Eropa mengecam langkah pembersihan yang dilakukan Turki karena dianggap dilakukan tanpa memerhatikan hak asasi manusia.

Kondisi ini memunculkan desakan agar Uni Eropa menghentikan pembicaraan soal keanggotaan Turki.

Presiden Erdogan mengecam rencana ini dan menyebut hal tersebut sebagai bukti Uni Eropa memihak kepada organisasi teroris.

"Saya ingin katakan di sini dan disaksikan dunia, bahwa voting ini tak bernilai sama sekali, apapun hasilnya," kata Erdogan dalam sebuah pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul.

"Tak mungkin bagi saya untuk untuk mencerna pesan yang ingin mereka sampaikan," tambah Erdogan.

"Siapa saja yang mengangkat tangan (dalam voting Uni Eropa), tak akan mengganggu upaya Turki memperkuangkan independensi dan masa depan," lanjut Erdogan.

Lebih jauh Erdogan menegaskan, bahwa pemungutan suara itu membuktikan bahwa Uni Eropa sudah mengambil posisi mendukung organisasi teroris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com