Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS dan China Sepakati soal Sanksi Baru atas Korut

Kompas.com - 24/11/2016, 06:58 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Amerika Serikat (AS) dan China bersepakat soal sanksi-sanksi baru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Korea Utara (korut) atas uji coba nuklir yang dilakukan negara itu pada September 2016.

Namun, ungkap seorang diplomat senior pada Dewan Keamanan (DK) PBB, Rabu (23/11/2016), Rusia belum menyatakan sikap terhadap rancangan resolusi menyangkut sanksi baru tersebut, seperti dilaporkan Reuters.

Diplomat yang tidak ingin diungkapkan jati dirinya itu meyakini bahwa China bisa membujuk Rusia untuk menyetujui sanksi-sanksi baru dan bahwa DK PBB beranggotakan 15 negara itu sudah bisa melakukan pemungutan suara paling cepat minggu depan.

Sejak Korut melakukan uji coba nuklir kelima kalinya, dan terbesar, pada 9 September 2016, AS dan China telah merundingkan rancangan resolusi baru Dewan Keamanan untuk menghukum Korut.

Rancangan sudah disebarkan ke tiga anggota permanen DK PBB lainnya yang memiliki hak veto, yaitu Inggris, Perancis, dan Rusia.

"(Lima anggota permanen) sudah semakin dekat untuk menyetujui rancangan resolusi," kata diplomat itu.

"Kuncinya adalah bahwa China dan AS, yang memimpin (langkah) ini, harus sepakat. Jadi, masalahnya sekarang ada pada Rusia.

"Rusia berusaha mengulurnya, tetapi China merasa nyaman dengan isi (rancangan resolusi)," kata sang diplomat.

Dua diplomat lainnya pada DK PBB membenarkan bahwa China telah setuju soal sanksi baru tetapi Rusia masih keberatan.

Diplomat senior mengatakan, rancangan resolusi tersebut menutup celah sanksi-sanksi yang diterapkan terhadap Korut oleh DK PBB pada Maret setelah Pyongyang untuk keempat kalinya menguji coba nuklir pada Januari.

Sanksi itu diterapkan pada ekspor batubara Korut sementara sejumlah nama baru dikenai sanksi bepergian serta pembekuan aset. Demikian kata diplomat itu.

Pada Maret, DK PBB mengeluarkan larangan bagi 193 negara anggota PBB mengimpor batubara, besi, dan bijih besi dari Korut kecuali impor dilakukan untuk "tujuan kehidupan" dan tidak akan menghasilkan pendapatan bagi program nuklir dan peluru kendali Pyongyang.

Batubara merupakan komoditas penting bagi perekonomian Korut karena merupakan satu-satunya sumber daya untuk meningkatkan pendapatan serta ekspor terbesar negara itu.

Batubaru juga ditukar untuk barang-barang penting, seperti minyak, makanan, dan mesin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com