Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlibat Saat Genosida Tutsi di Rwanda, Gereja Katolik Memohon Maaf

Kompas.com - 21/11/2016, 16:07 WIB

KIGALI, KOMPAS.com - Gereja Katolik di Rwanda, Minggu (20/11/2016), menyampaikan permohonan maaf atas keterlibatan gereja dalam kekejaman genosida di tahun 1994.

Selain permintaan maaf, pihak gereja pun menyesali terlibatnya orang-orang di dalam lingkup gereja dalam aksi pembantaian etnis di negara itu.

Genosida atau genosid adalah sebuah pembantaian besar-besaran secara sistematis terhadap satu suku bangsa atau kelompok, dengan maksud memusnahkan bangsa tersebut.

"Kami memohon maaf untuk seluruh keputusan dan tindakan salah yang telah diambil pihak gereja kala itu," demikian kalimat yang tertuang dalam pernyataan tertulis Konferensi Wali Gereja.

Pernyataan itu dibacakan di seluruh paroki yang ada di negara itu.  

Paroki adalah komunitas jemaat yang dibentuk secara tetap dengan batas-batas kewilayahan tertentu dalam keuskupan.

"Kami memohon maaf atas nama umat Kristen untuk segala bentuk kesalahan di masa lampau. Kami pun menyesali adanya anggota gereja yang terlibat dalam aksi itu."

Pernyataan itu sekaligus menjadi pengakuan bahwa anggota gereja pun ikut merencanakan, membantu dan bahkan melakukan eksekusi dalam genosida di Rwanda.

Lebih dari 800.000 etnis Tutsi dan Hutu moderat dibunuh oleh ekstrimis Hutu di masa itu.

Baca: Belanda Ekstradisi 2 Tersangka Genosida Suku Tutsi ke Rwanda

Tahun-tahun berikutnya setelah aksi genosida, yang dipicu tewasnya presiden kala itu dalam kecelakaan pesawat, gereja setempat pernah membantah keterlibatan gereja dalam pembunuhan massal.

Mereka mengatakan para pejabat gereja yang melakukan kejahatan itu bertindak secara individual.

Baca: Ketika Para Algojo Pembantai Ribuan Warga Tutsi Diseret ke Pengadilan...

Banyak korban pembantaian yang tewas di tangan para pemuka agama, dan aktivis gereja lainnya di masa itu.

Cerita ini muncul dari pengakuan korban pembantaian yang selamat, dan juga pernyataan Pemerintah Rwanda yang menyebut banyak warga tewas di dalam gereja-gereja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com