Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan Lawrencia, Warga Kulit Hitam

Kompas.com - 21/11/2016, 15:04 WIB
Karim Raslan

Penulis

"Ketika saya menyentuh ibu saya, saya merasa Ghana," kata Lawrencia Atakora sambil membentangkan lengannya seolah meraih tangan ibunya. “Tetapi ketika anak saya menyentuh saya, ia lebih merasa D.C."

Lahir di Washington, D.C. (biasa hanya disebut D.C.), orang tua Lawrencia berasal dari Ghana. Situasi politik di Ghana yang tidak stabil dan aman, mendorong kakek Lawrencia membawa keluarganya hijrah ke Amerika Serikat. Ketika itu, ibu Lawrencia baru saja berusia 17 tahun.

Ayah ibu Lawrencia adalah kekasih masa kecil dan mereka menikah ketika sang ibu pulang ke Ghana pada usia dua puluhan.

Namun, karena ayah Lawrencia tidak bisa mendapatkan dokumen yang diperlukan untuk melakukan perjalanan ke Amerika Serikat, mereka pun bercerai tak lama setelah Lawrencia lahir.

Sebagai warga Amerika, Lawrencia mendapatkan pendidikan yang baik di Washington D.C. Tapi dia juga melewati pendidikan di Accra, tempat ayahnya tinggal hingga saat ini—masa kecilnya diwarnai dengan perjalanan bolak-balik melintasi Atlantik.

"D.C. sangat berbahaya saat itu. Banyak geng dan pengguna narkoba di setiap lingkungan, dan hampir setiap malam, saya mendengar suara tembakan. Ibu harus bekerja sepanjang waktu sampai-sampai saya menjadi anak 'palang pintu'."

"Sementara di Ghana, berbeda sekali pengalamannya. Saya selalu memiliki keluarga di sekitar saya, dan ada seseorang yang menjemput saya pulang sekolah setiap hari. Saya merasa aman."

Lawrencia bangga dengan warisan Ghana-nya ("Tidak ada ikan di Ghana yang tidak bisa saya masak!") meskipun sudah menjadi orang Amerika.

"Sebagai seorang anak, saya berpikir bahwa saya adalah definisi dari orang Amerika keturunan Afrika. Jadi saya tidak masalah ketika diganggu oleh anak kulit hitam lainnya. Saya adalah minoritas dalam sebuah minoritas."

Ada sekitar 120.000 orang Ghana di Amerika, dan sedikitnya 3 juta orang Amerika keturunan Afrika. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1,8 juta tidak lahir di Amerika, terutama mereka yang berasal dari Nigeria, Ethiopia, Mesir, Ghana, dan Kenya.

Saya telah menjumpai diaspora beragam di Amerika, kebanyakan supir taksi Uber yang saya temui adalah dari Sudan, Ethiopia, Senegal, Eritrea, dan sebagainya. Saya dengar di Washington D.C. banyak orang Ethiopia, sementara di Houston lebih banyak orang Nigeria.

Lulus dari Universitas Trinity jurusan Pembangunan Manusia, saat ini Lawrencia tengah menuntaskan studi untuk MBA dan mendaftar ke sekolah hukum. Dia juga bekerja di sebuah perusahaan riset konsumen, sebagai pengurus sebuah lembaga pemikir, Center for American Progress, dan ibu dari seorang bocah lelaki berusia 6 tahun. Semua ini dia jalani di usianya yang baru 27 tahun.

"Saya menyukai tantangan. Saya ingin membuktikan kepada diri sendiri bahwa meskipun saya punya anak di usia muda, saya masih bisa mencapai apa yang saya inginkan. Dia sudah memotivasi saya dan membuat perjalanan hidup saya lebih memuaskan. Membesarkan anak telah membuat saya menyelaraskan pandangan aktivis dan semangat politik saya."

Ketika saya bertanya apa sesungguhnya yang hendak dia capai, dia menjawab, "Saya ingin dia dihormati dan diperlakukan sama. Saya berharap, dia mendapat kesempatan yang sama seperti teman-temannya yang berkulit putih. Fakta bahwa dia seorang anak berkulit hitam di Amerika sudah berarti dia akan diperlakukan berbeda."

KARIM RASLAN Lawrencia tengah menyelesaikan studi MBA.
Lawrencia pun teringat ketika dia ditolak bekerja di sebuah firma hukum karena dianggap "terlalu menonjol" dengan hasil nilai tertinggi selama proses wawancara. Dia kemudian paham dari rekannya bahwa "terlalu menonjol" adalah kode karena dia berkulit hitam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com