Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Anti-Trump Berencana Kembali Gelar Unjuk Rasa

Kompas.com - 11/11/2016, 19:24 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Ribuan warga AS yang masih belum puas dengan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden berencana akan kembali turun ke jalan untuk hari kedua.

Serangkaian unjuk rasa dari New York hingga Los Angeles ini dihiasi slogan yang sama yaitu menuduh Trump sebagai rasialis, seksis, dan xenofobia. Mereka menutup jalanan sambil berteriak "Bukan presiden saya" dan "kami menolak presiden terpilih".

Unjuk rasa terburuk terjadi di kota Portland, negara bagian Oregon di mana para demonstran melempari polisi, merusak berbagai tempat usaha, menghancurkan kaca mobil, dan menyerang pengguna jalan raya.

Polisi kemudian memutuskan untuk menangani para pengunjuk rasa sebagai perusuh karena perilaku yang berbahaya dan perbuatan kriminal yang mereka lakukan.

Terkait sederet aksi unjuk rasa yang diwarnai kekerasan itu, Donald Trump menuding media sebagai pemicu kerusuhan.

"Baru saya melalui sebuah pemilihan presiden yang sangat terbuka dan sukses. Kini para demonstran profesional, dipicu media, melakukan protes. Sangat tidak adil!" kata Trump lewat akun Twitter-nya.

Namun, beberapa jam setelah komentar keras itu, Trump kembali mengunggah pernyataan dan kali ini jauh lebih lembut.

"Menyukai fakta bahwa sebagian kecil kelompok pengunjuk rasa semalam memiliki kecintaan terhadap negara ini. Kita semua akan menjadi satu dan membanggakan," ujar Trump.

Kekerasan di jalanan itu sangat kontras dengan pertemuan hangat antara Donald Trump dan Presiden Barack Obama di Gedung Putih pada Kamis (10/11/2016) siang.

Pertemuan itu dirancang untuk menyembuhkan luka dan perbedaan yang menghinggapi rakyat AS dalam salah satu pemilihan presiden paling keras dalam sejarah AS.

Dalam pertemuan selama 90 menit itu, Trump dan Obama menyingkirkan semua perbedaan demi menghapus ketakutan akan rusaknya sistem demokrasi negeri itu.

"Sangat penting bagi kita semua, apapun partai dan latar belakang politik kita, untuk bersatu, bekerja sama, menghadapi banyak tantangan di masa depan," kata Obama.

Sementara itu, Trump terlihat jauh lebih tenang dan sopan dibanding biasanya serta menimpali pernyataan Obama dengan kalimat yang menenangkan.

"Bapak Presiden, sebuah kehormatan besar saya bisa duduk bersama Anda," ujar Trump.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com