Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Ucapkan Selamat, Turki Minta Trump Segera Ekstradisi Fethullah Gulen

Kompas.com - 09/11/2016, 19:10 WIB

ISTANBUL, KOMPAS.com - Pemerintah Turki, Rabu (9/11/2016), mengucapkan selamat kepada Donald Trump yang terpilih menjadi presiden ke-45 Amerika Serikat.

Pemerintah Turki berharap hubungan negeri itu dengan AS akan memasuki babak baru setelah relasi yang terbilang tegang di masa pemerintahan Barack Obama.

Sambutan hangat Ankara atas kemenangan Trump ini muncul di tengah kedua negara ini mencari solusi untuk mengatasi perselisihan mulai dari konflik Suriah hingga ekstradisi Fethulah Gulen yang dituding sebagai biang kudeta 15 Juli lalu.

"Saya mengucapkan selamat kepada Tuan Trump dan saya harap dia meraih kesuksesan," kata PM Turki Binali Yildirim di Ankara.

Usai mengucapkan selamat, Yildirim langsung menyampaikan pesannya agar Trump segera mengekstradisi Fethullah Gulen, yang diyakini menjadi dalang kudeta gagal 15 Juli lalu.

"Jika Anda mengekstradisinya dalam waktu singkat dalang sebuah organisasi teror yang merusak persahabatan bersejarah kita, saya yakin Anda akan memberikan awal baru untuk hubungan AS-Turki dan membuka lembaran baru," tambah Yildirim.

Pemerintah Amerika Serikat saat ini tengah mempelajari bukti-bukti yang disodorkan Turki terkait Fethullah Gulen sebelum memutuskan untuk melakukan ekstradisi.

Lambannya proses ini membuat pemerintah Ankara frustrasi.

Sementara itu, Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang selama ini mengkritik kebijakan Islamofobia yang dilontarkan Trump, tidak memberikan ucapan selamat resmi tetapi tidak berkomentar negatif soal terpilihnya Trump.

"Rakyat Amerika sudah menjatuhkan pilihan dan dengan ini sebuah era baru dimulai," kata Erdogan.

Erdogan berharap, terpilihnya Trump bisa membantu menciptakan langkah terbaik dalam hal menghormati hak asasi dan kebebasan di dunia serta pengembangan kawasan.

Hubungan bilateral Turki dan AS memburuk sejak kudeta 15 Juli yang gagal, terutama setelah partai berkuasa di Turki menuding adanya campur tangan Washington dalam kudeta tersebut.

Turki dan AS juga tak sependapat dalam hal perang saudara Suriah, khususnya peran milisi Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG).

Washington mendukung YPG sebagai salah satu kekuatan kunci untuk memerangi ISIS tetapi Ankara menganggap kelompok ini sebagai bagian dari sebuah organisasi teror yang menginginkan sebuah negara Kurdi merdeka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com